29. Dealing

45 4 0
                                    

Hari ini rencananya Alea akan pulang dari rumah sakit, sebenarnya sudah lama ia sudah ingin pulang, ia mengaku tubuhnya pegal-pegal jika terus rebahan dan dibatasi ruang geraknya.

Sudah ada Ervan yang setia menemani Alea di ruang rawatnya. Matteo dan Amora sedang menyelesaikan administrasi.

"kau yakin sudah sembuh?" Ervan yang sudah selesai membereskan peralatan Alea di rumah sakit mulai menghampiri Alea

Alea hanya mengangguk tetap dengan wajah datarnya

"kau kenapa masih disini?"

"aku akan mengantarmu pulang"

"bukannya kau CEO, kenapa bolos?"

"tidak apa, mengantarmu lebih penting"

Alea memutar bola matanya malas, memang selama ia berada di rumah sakit Ervan selalu menemaninya sepulang dari kantor, sempat beberapa kali mengerjakan pekerjaannya di ruangan saat Alea sedang tertidur. Sepertinya ucapan ingin mendekati Alea bukan sekedar omong kosong saja.

"sudah siap?" Alea dan Ervan mengangguk bersamaan

"sudah tante" sahut Ervan

"yasudah ayo kita pulang"

Matteo membantu Ervan untuk membawa barang-barang, sedangkan Amora membantu Alea untuk berjalan. Padahal Alea segar bugar begini, tapi Amora membawanya dengan sangat hati-hati

Mobil Ervan sudah dipindahkan ke depan lobby rumah sakit, dan segera melaju untuk pulang

"kau diberi cuti 1 minggu oleh komandan, nak"

"loh kenapa cuti ma, Alea kan sudah sembuh"

"untuk pemulihanmu, semua yang cedera saat kejadian malam itu semua diberi cuti"

Alea mengangguk paham, kebosanan sepertinya menunggu dia setelah ini

"kau tidak suka cuti, Al?" kini Ervan yang bertanya

"tidak, bosan. Dirumah hanya ada Adriel, para maid, dan para penjaga"

"nanti aku akan sering-sering kerumahmu"

"untuk apa? Membosan bersama?"

"kalau begitu aku bawa jalan-jalan"

"jangan sementang CEO kau semena-mena mengabaikan pekerjaanmu" Alea mengobrol masih sibuk dengan mengutak atik ponselnya

"aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dulu sebelum aku mengajakmu jalan, Al, atau aku bisa membawamu ke kantorku" kali ini Alea memberhentikan jarinya pada layar, otak liciknya segera bekerja

"kalau begitu aku ingin ikut ke kantormu"

"boleh saja"

--

"selamat pagi Tuan Ervan" sapaan karyawan saat Ervan dan Alea memasuki gedung utama Rb Group

Ervan memasang wajah dingin dan angkuhnya saat berhadapan dengan semua karyawannya, tatapan ini yang sangat dikenali Alea bukan tatapan sok lembutnya.

Alea dibawa oleh Ervan memasuki ruangannya, tepat saat Ervan membukakan pintu untuknya, pandangannya langsung terpaku dengan pajangan-pajangan senjata di dinding ruangannya. Senjata-senjata yang ia sangat kenali itu.

"kau sepertinya tertarik dengan koleksi senjataku" Alea menoleh ke Ervan

"senjatamu bagus"

"mau lihat yang asli?" Ervan berjalan menuju tempat duduknya, dan membuka lacinya

Alea yang melihat itu segera mendekat dan memperhatikan segala macam senjata api yang dikeluarkan oleh Ervan dan disusun di atas mejanya

"kau boleh menyentuhnya, kau kan detektif pasti tidak asing dengan senjata api, kan?" tatapan Alea masih terfokus pada ukiran-ukiran yang terukir indah di setiap senjata milik Ervan

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang