41. Keluarga Elvio

34 3 0
                                    

Disinilah sekarang mereka berada, rumah kediaman orangtua Elvio. Seperti perkataannya tadi di restoran, malam ini Elvio membawa Alea untuk mengunjungi rumah orangtuanya.

Alea sudah menggunakan gaun berwarna putihnya dengan dandanan seminimal mungkin, rambut yang biasa ia kuncir kini ia biarkan tergerai indah. Bersanding dengan Elvio yang menggunakan baju kemeja polos berwarna putih dengan lengan yang digulung sampai siku, dipadukan dengan celana levisnya. Terlampau serasi untuk ukuran pacar pura-pura.

Mereka memasuki rumah yang didesign minimalis namun elegan. Mereka sudah disambut oleh maid yang bekerja disana. Memang Elvio sebelumnya sudah menghubungi orangtuanya akan berkunjung, karena memang dia tidak tau jika orangtuanya benar berada di Annecy.

"selamat malam tuan muda, tuan, nyonya, Nona Eliza serta nona Viona sudah menunggu di ruang makan" ucap salah satu maid menyambut mereka dengan badan yang sedikit membungkuk sebagai tanda hormat

Elvio mengangguk kecil dan segera mengikuti maid tersebut ke arah ruang makan dengan menggandeng tangan Alea. Wanita ini tampak anggun kali ini, dengan sedikit senyuman tipis yang dipaksanya, Alea memang pintar memposisikan diri.

"malam ma, pa, Eliza"

"kakak!" Eliza yang tidak bisa menahan rindunya segera menghambur kepelukan Elvio

"aku rindu tau, sudah berapa tahun kita tidak bertemu, kakak makin tampan saja"

"oh tentu saja, di sana ada bidadari yang mengurusi kakak" ucap Elvio yang bermaksud membawa Eliza untuk melihat wanita cantik disampingnya

"wah lihat, dia benar-benar cantik, siapa ini kak? Kekasihmu?" diluar ekspetasi Alea, adik Elvio sangat bersemangat melihat dirinya

Dengan senyum malu-malu Alea mengangguk pelan, ugh ini hanya drama.

"bawalah dulu kakakmu untuk duduk, sayang" ucap mama Elvio

"mari kakak ipar duduk" sekarang malah Eliza menarik pelan Alea untuk duduk di sampingnya

"ah sudah ada orang rupanya disampingku" sindir Eliza pada Viona yang masih diam mematung melihat Elvio datang dengan wanita yang bertemunya tadi siang

"tidak apa, aku bisa duduk disamping Elvio" saat Viona ingin berdiri dan berpindah tempat, Elvio menggenggam tangan Alea dan membawanya duduk di sebelahnya bersebrangan dengan tempat duduk Viona

"jadi, kau mimpi apa mengunjungi kedua orang tuamu dan adikmu?" ucap papa Elvio memecah keributan tempat duduk

"hanya ingin" jawabnya datar

Sebenarnya hubungan Elvio dengan Avrio, papanya, baik-baik saja, namun pertemuan terakhir mereka sebelumnya yang tidak baik-baik saja. Avrio yang sangat mempercayai Viona dan selalu memaksanya menikahi Viona membuat Elvio kecewa

"yasudah kita makan dulu, nanti baru kita lanjutkan obrolan sekaligus memperkenalkan wanita yang kau bawa" lerai Hazelica, mama Elvio

Akhirnya mereka menyantap makan malam dengan khidmat, hanya dentingan piring dengan sendok garpu saja yang terdengar. Namun, jelas sedari tadi Viona mencuri pandang ke arah Elvio dan sesekali menatap Alea dengan tatapan bencinya.

Jelas Alea menyadari itu, tapi tidak digubrisnya, ia tidak boleh memperlihatkan wajah aslinya kepada keluarga Elvio saat ini, untuk memperlancar urusan Elvio kali ini.

"kau makanlah ini lagi, krim sup kentang buatan mamaku tidak ada yang bisa menandingi kelezatannya" Elvio meletakkan sesendok krim sup kentang di piring Alea, seperti kekasih yang serasi bukan.

"ah terimakasih, aku akan mencobanya" jawab Alea dengan senyuman lembutnya lalu menyuapkan krim sup kentang tersebut kemulutnya

"bagaimana?" tanya Elvio, diam-diam Hazel melirik ke arah Alea juga menanti komentar Alea atas masakannya

"wah ini enak, sangat enak, mamamu sangat berbakat memasak, aku tidak pernah menemukan krim sup kentang seenak ini" ucap Alea dengan berbinar

"kau boleh memakannya lagi sampai puas" ucap Hazel tiba-tiba menyendokkan beberapa sendokan krim sup ke piring Alea

Alea menatapnya penuh semangat dan segera melahap krim sup kentang tersebut

"ah ini enak sekali, tante benar-benar hebat" puji Alea yang membuat Hazel tersenyum sangat lebar, ekspresi sumringahnya mirip sekali dengan Elvio, cantik dengan mata yang ikut tersenyum.

"kan apa aku bilang, krim sup kentang buatan mama memang tidak tertandingi"

"sayang sekali kita harus kembali ke Manhattan dengan cepat, padahal aku ingin sekali belajar memasak krim sup kentang dengan tante untuk Elvio" Hazel merubah ekspresinya menjadi sedih lalu seketika menghilangkan ekspresi tersebut

"tenang saja, kita bisa bertukar pesan atau melalui video call, mama akan mengajarimu membuatkan krim sup kentang ini. Elvio memang sangat suka krim sup kentang" ucap Hazel bersemangat

Diam-diam Elvio mengacungi empat jempolnya untuk sikap Alea yang dengan mudah mengambil hati mamanya, yang bahkan sampai Viona ketahuan berselingkuh saja Hazel belum merestui mereka.

Acara makan kali ini berakhir dengan sangat menyenangkan, maid pun sudah memberesi bekas makan mereka.

"jadi kau bisa memperkenalkan kekasihmu ini, Elvio" ucap Hazel membuka obrolan inti

"perkenalkan ini Azalea Mauren, partner kerjaku sebagai detektif khusus di kepolisian Manhattan, juga sebagai partner hidupku, kekasihku" Elvio memperkenalkan Alea sambil menatap manik mata Alea.

Tunggu, Alea tidak menangkap kepura-puraan di mata Elvio, sial hatinya menghangat mendengar perkenalan dari Elvio.

"bagaimana bisa kau memiliki kekasih lagi, sedangkan aku masih menjadi kekasihmu" ucap Viona tiba-tiba

"ah benar begitu? Hatiku sakit mendengarnya" ucap Alea dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat

"tidak, Elvio sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Viona, kau yang pantas menjadi kekasihnya bukan Viona" buru-buru Hazel menepis perkataan Viona, dia tidak ingin Alea bersedih karena mengira Viona masih menjadi kekasih Elvio

"Hazel, kenapa bicara seperti itu?" sela Avrio geram

"hei papa tidak tau saja kelakuan wanita ini dibelakang kita, berganti-ganti lelaki, murahan"

"cukup Eliza, jaga bicaramu" Avrio benar-benar marah sekarang

"maafkan saya om, jika kehadiran saya disini menjadi perpecahan di keluarga kalian, papa dan mama saya tidak pernah mengajarkan saya untuk menghancurkan hubungan kekeluargaan orang karena dirinya sendiri" ucap Alea menyindir Viona secara tidak langsung

Ia ingin memancing sifat asli Viona muncul malam ini, bagaimanapun ia harus menyelesaikan permasalahan ini malam ini juga, besok ia harus segera kembali ke Manhattan.

"kau menyindirku?" geram Viona

"tidak, aku hanya berbicara bahwa mama dan papaku tidak pernah mengajariku merusak hubungan keluarga orang, hanya itu" jawab Alea dengan wajah polosnya

"papa dibutakan oleh kontrak kerjasama dengan keluarganya, bahkan sampai tidak mendengarkan penghianatan yang menimpa anaknya sendiri" Elvio menatap Avrio dalam, tapi siapa sangka Avrio hanya memandangnya acuh

Alea ikut sakit hati melihat pandangan yang diberikan Avrio terhadap Elvio, diam-diam dia melirik sinis terhadap Viona sambil tangan yang digenggam Elvio ia elus menarik pandangan Viona kearah tangannya dan Elvio

"heh jalang, kondisikan lirikanmu denganku" sentak Viona kesal, sepertinya kecemburuan sudah menguasainya sampai lupa beracting seperti wanita baik-baik

Alea tersenyum miring melihat keceplosannya Viona

Brak

"hei jaga ucapanmu dikeluargaku" ucap Hazel marah, kini ia sudah menggebrak meja dan berdiri dengan napas yang memburu

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang