Jangan lupa vote, komennya bestie!
Ramein yokk!
“Diam adalah cara paling baik dalam
hal apapun.”_Zalfa Hafiza Nadila_
°
°
°
°بسم الله الرحمن الرحيم
•••🦋•••
Arga berjalan mendekati meja belajarnya untuk mengambil ponsel, Arga masih menggunakan sarung beserta baju kokonya. Arga baru saja selesai melaksanakan sholat subuhnya,terlihat sangat tampah wajah laki-laki tersebut.
Dia membuka ponsel miliknya, terdapat banyak notif dari grup dan juga chat pribadi dari temannya. Hingga sebuah nama terlihat di penglihatan Arga, laki-laki tersebut tersenyum melihat tingkah perempuan tersebut.
“Astagfirullah,”ucap Arga yang menggeleng kepalanya.
Arga,kembali meletakan ponselnya dan langsung memasukan buku-buku yang akan di pelajari hari ini. Setelah semuanya selesai Arga langsung mengganti baju koknya, dengan seragam sekolah miliknya.
Merasa sudah rapi dan siap Arga langsung mengambil tasnya dan langsung turun ke bawah. Saat berada di tangga terakhir, Arga langsung di suguhkan dengan pemandangan di mana Rendra dan Agus duduk santai.
Mereka berdua langsung menoleh ke arah Arga dab melambaikan tangan mereka.
“Morning pagi Arga,”ucap Agus.
“Ngapain lo berdua pagi-pagi udah di rumah gue?”tanya Arga yang mendekati kedua manusia tersebut.
“Numpang makan, soalnya masakan Bunda enak-enak.”Rendra cengengesan.
Arga geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua temannya tersebut, tak heran jika mereka bertingkah seperti orang yang tak tahu malu.
“Bertamu ke rumah orang itu juga ada sopan santun, sepagi gini udah kesini aja.”Arga melangkah kakinya pergi ke dapur.
Di dapur sudah ada sang Bunda yang menyiapkan makanan untuk mereka, dia tersenyum ketika ketiga laki-laki tersebut sudah datang.
“Udah datang. Ayo makan,”ucapnya tersenyum.
Dengan cepat Agus berjalan dan duduk di kursi yang sudah tersedia, dia menatap makanan tersebut dengan berbinar.
“Bunda, Agus bolehkan tiap pagi ke sini?”tanya Agus menatap Maryam.
“Boleh, emang mau ngapain?”jawab Maryam bingung.
“Agus mau sarapan di sini terus,”ucap Agus tanpa malu.
Maryam yang mendengar jawaban Agus pun, terkekeh. Dia menatap Agus dan mengangguk. Sedangkan Rendra dan Arga hanya menatap Agus jengah.
“Boleh asal lo tiap bulan bayar 300 juta sama Bunda,”ucap Rendra.
“Bunda aja gak ada minta gajih, kok lo malah sewot.”Agus melahap nasgor miliknya.
“Sudah, sudah. Makan dulu baru ngomong,”ucap Arga yang melerai mereka berdua.
Mereka pun langsung terdiam, sekarang hanya ada terjadi keheningan di meja makan tersebut. Setelah perdebatan makan tadi akhirnya mereka semua sudah selesai.
Tak lupa pula ketiganya langsung berpamitan kepada sang Bunda.
Mobil milik Arga membelah jalanan, mobil tersebut berjalan dengan kecepatan sedang. Tidak ada keheningan di dalam mobil, mereka sangat ribut bernyanyi walau pun suars mereka seperti kumbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush Hafiza
RomanceBagaimana jadinya jika seorang perempuan yang sangat bawel dan bar-bar mengagumi seorang laki-laki alim yang berada di sekolahnya. Berawal dari mengaku sebagai seorang tukang paket namun berakhir dengan sering berkomunikasi, entah ini kebetulan ata...