My Crush Hafiza

PART 59

Jangan lupa vote komennya bestie

Ramein kuy!

كيف أنساك إذا كنت دائمًا في قلبي“
bagai mana cara melupakan mu jikalau engkau selalu ada di dalam hati ku.”

_Muhammad Arga Dirgantara _

°
°
°
°

•••🦋•••

Kedua pasangan yang tadi berbahagia kini sedang menuruni anak tangga satu persatu, di meja makan sudah ada beberapa keluarga yang menunggu kedatangan pasutri tersebut.

Terlihat mereka kaget saat melihat wajah yang berdampingan dengan Hafiza.

“Malam semua,”ucap Hafiza yang menyapa mereka.

“Fahri, apa kamu sudah menjelaskan semuanya?”tanya oma Nety tude point.

“Iya oma, dan aku merasa sangat bersalah. Aku ngga kuat melihat istri ku sedih terus menerus,”jawab Fahri atah Arga tersebut.

“Kaliaan semua semua tahu tentang ini?”

Semua yang berada di meja makan pun mengangguk, Hafiza menatao mereka kesal satu persatu. Bisa-bisanya dirinya di rahasiakan tentang ini, dan apa maksud mereka untuk ini semua.

“Kenapa kal—”

Belum sempat Hafiza melanjutkan ucapannya, ucapannya langsung di potong oleh Maryam. Bunda dari Arga tersebut, Hafiza mengerucutkan bibirnya. Dia langsung menggenggam tangan suaminya tersebut agar selalu duduk di sampingnya.

“Yang udah ketemu mah gitu, nggak mikirin yang lain.”Zahra perempuan tersebut sedang menyindir sang kakak.

Namun bukan Hafiza namanya jika hanya diam, dia menatap sinis Zahra dan mengejeknya. Karena perempuan tersebut tidak kunjung di lamar oleh laki-laki, Hafiza dan orang tuanya melarang Zahra berhubungan dengan laki-laki mana pun termasuk pacaran.

Zahra mematuhi semua aturan mereka, karena menurutnya itu akan terbaik untuk dirinya ke depan.

“Kasiaan yang masih jomlo, lo kapan nikah?”

“Halah sok banget idup lo, mentang-mentang udah nikah. Andai aja kak Arga jangan sama dia seneng banget gue liat lo menderita,”ucap Zahra sewot.

“Heh mulut lo ya, sampai kapan pun Arga cuman milik gue!”

“Sudah-sudah kaliaan ini kenapa ribut-ribut sih, kasiaan oma Nety yang pusing liat kaliaan berdua.”

“Udah jangan berantem lagi khumaira,”ucap Arga pelan di dekat Hafiza.

Hafiza yang mendengar suara lembut dari suaminya tersebut pun seketika langsung meleyot, dia tersenyum dan mengangguk.

“Huu kasiaan di marahin!”

Kini setelah perdebatan antara kakak beradik tersebut pun, mereka langsung menikmati makanan yang sudah tersedia. Sekarang Hafiza sangat bahagia melihat keharmonisan dan kelengkapan keluarga ini, walaupun dirinya sempat menderita akibat ujiaan yang begitu berat dan bertubi-tubi.