PART 63

2.1K 255 11
                                    

Jangan lupa vote komennya bestie

Ramein kuy!

“Tidak ada obat bagi seorang perindu, kecuali memandang wajah orang yang dicintainya.”

_Zalfa Hafiza Nadila_

°
°
°
°

•••🦋•••

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Bulan berganti bulan, kini usia kandungan Hafiza sudah beranjak tujuh bulan. Terlihat perut buncit miliknya  di balik baju gamisnya, Hafiza sedang membuatkan sarapan untuk suaminya yang ingin pergi ke kantor.

Arga menuruni anak tangga satu persatu, terlihat laki-laki tersebut sudah rapi dengan baju kantornya. Tidak lupa jas yang di letakan di tangan sebelah kanannya, dia tersenyum ke arah sang istri yang sedang asik memasak tersebut.

“Khumaira!”panggil Arga berjalan mendekati Hafiza.

Hafiza menoleh sebentar kemudian kembali melanjutkan aksi memasaknya, Arga semakin gemas melihat istrinya tersebut.

“Lagi masak apa?”tanya Arga yang sedang memeluk Hafiza dari belakang, mengelus perut buncit istrinya.

Menurut Arga perut buncit Hafiza membuatnya semakin gemas dan ingin selalu mengelus dan menciumnya.

“Aku lagi masak telur balado, tumisan kangkung sama tempe mas.”

“Enak banget, nanti siapin bekal buat aku ya.”

“Iya mas.”

“Udah minggir dulu ih... Aku mau nyiapin makanannya,”ucap Hafiza mantap kesal suaminya tersebut.

“Aku bantu ya,”jawab Arga dan di balas anggukan oleh Hafiza.

Dengan senang hati Arga membawa makanan yang sudah siap untuk di letakan di atas meja. Tidak lupa juga Arga menyiapkan susu dan buah-buahan untuk cuci mulut.

“Aku mau di suapin aja,”ucap Arga dengan sedikit manja.

“Udah mau punya anak juga masih di suapin,”jawab Hafiza terkekeh.

“Biarin,”ucap Arga.

“Iya-iya, sini deketan biar enak aku nyuapinnya.”

Dengan cepat Arga, langsung mendekati Hafiza dan menikmati makanan yang di suap oleh sang istri. Setelah ingin mempunyai anak tiba-tiba Arga semakin manja terhadap Hafiza, dia juga sering cemburu dengan Fauzan.

Apa lagi jika mereka jalan-jalan dan banyak laki-laki yang menatap Hafiza, Arga semakin kesal. Padahal wajah istrinya tersebut sudah tertutup oleh cadar, tapi tetap saja laki-laki tersebut kesal dan cemburu.

Beberapa menit akhirnya makanan mereka pun telah selesai, Hafiza membereskan sisa piring yang kotor. Setelah semuanya selesai Hafiza langsung mengantarkan Arga ke depan.

“Yaudah aku berangkat dulu ya,”ucap Arga.

“Iya mas hati-hati ya,”jawab Hafiza mencium tangan suaminya dan di balas anggukan oleh Arga.

My Crush HafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang