PART 22

3.5K 382 12
                                    

Jangan lupa vote, komennya bestie

Ramein kuy!

“Tidak ada yang tidak mungkin selagi engkau berusaha dan tawakal.”

_Muhammad Arga Dirgantara_

°
°
°
°

•••🦋•••

Sedari tadi Ririn tak henti-hentinya membangunkan Hafiza, namun sang pemilik nama tak kunjung bangun. Waktu menunjukan pukul 4:00 di mana mereka harus siap-siap melaksanakan sholat subuh.

“Te Hafiza!”Panggil Ririn.

“Teh bangun Teh, buruaan siap-siap.”

Namun bukanya bangun Hafiza malah semakin usik dan menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Sedari tadi semua santri sudah siap-siap dan berada di masjid, sekarang hanya tersisa Ririn dan Hafiza saja.

Ririn tidak tega meninggalkan Hafiza seorang diri, maka dia rela membangunkan Hafiza walau pun cukup lama. Ririn melihat jam yang sebentar lagi di mana pengurus asrama akan berkeliling.

“Teh buruaan bangun, nanti pengurus asrama datang.”

“Kenapa sih Rin, belum juga pagi.”

“Kita sholat subuh berjama'ah Teh, ayo buruaan!”

“Kamu aja deh ya, soalnya aku masih ngantuk banget.”

Mendengar jawaban Hafiza, Ririn membelalakan kedua matanya. Sungguh apakah Hafiza jika di rumah seperti ini jika di bangunkan untuk sholat.

“Gak bisa Teh,”ucap Ririn.

“Gak bisa apa nya? Aneh banget lo, udah buruaan aja sholat nanti gue nyusul.”

Karena takut akan pengurus datang, dengan terpaksa Ririn mengambil segelas air dan menyiramkannya ke wajah Hafiza. Hafiza yang di siram dengan reflek langsung duduk dengan mata terbuka, dia menatap tajam Ririn. Sedangkan yang di tatap hanya cengengesan.

“Lo yaa,”ucap Hafiza menujuk Ririn.

“Maaf teh, soalnya gak ada pilihan lain selain kaya gitu. Ayo buruaan siap-siap pengawas udah keliling tu,”jawab Ririn.

Dengan sedikit malas Hafiza berdiri dan mengambil handuk miliknya, namun langsung di tahan oleh Ririn.

“Gak ada waktu buat mandi, sekarang bawa mungkena sama sajadah aja.”

“Ayo teh buruaan!”

Dengan buru-buru Hafiza mengambil mungkena dan sajah miliknya asal-asalan. Baru saja mereka keluar dari kamar tidak seberapa pengurus datang dan mencek kamar tersebut.

Hafiza berlari dengan sekuat tenaganya, Ririn perempuan tersebut sudah berlari dengan sangat kencang. Di masjid sudah terlihat semua santri yang akan segera melaksanakan sholat berjama'ah.

“Cape banget, si Ririn juga malah ninggalin gue!”Hafiza menatap kesal Ririn.

“Itu yang telat buruaan, jangan malah diam aja!”

My Crush HafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang