PART 32

4K 379 42
                                    

Jangan lupa vote, komennya bestie

Ramein kuy!

“Kalimat itu lah yang selama ini aku tunggu keluar dari mulut mu.”

_Zalfa Hafiza Nadila_

°
°
°
°

بسم الله الرحمن الرحيم

•••🦋•••

“Qolbitu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur hallan!" Dengan begitu lantangnya Arga mengucapkan janji sakral tersebut.

Tidak terasa air mata hafiza menetes, kalimat yang selama ini dia tunggu dari orang yang dia kagumi. Kalimat yang mungkin tidak di sangka akan keluar dari mulut Arga, walau pun cara mereka sangat lah hina.

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, hati Arga terasa begitu lega. Ada rasa berbeda di hatinya, bahagia bercampur aduk.

“Alhamdulillah.”Semua orang mengucap hamdalah setelah mendengar ucapan tersebut.

“Silahkan untuk pengantin wanita keluar menghadap pengantin pria,”ucap seorang mc.

Sedangkan di dalam kamar, Hafiza masih menangis. Dia menatap sang Ummi yang terlihat jauh darinya, Fatimah tidak berada di sampingnya begitu juga dengan sang adik. Hafiza menegarkan hatinya agar tidak lemah di mata semua orang.

Ririn menatap Hafiza dengan tersenyum, dia kagum atas wajah Hafiza yang terlihat sangat cantik di tambah make-up alami.

“Ma syaa Allah Teh,sekarang Teteh udah jadi milik gus Arga.”

“Alhamdulillah Rin, aku juga gak nyangka kalo kalimat tersebut bakalan keluar dari mulut dia. Walau pun cara yang kami lakukan salah,”ucap Hafiza menunduk.

“Teh, udah. Ini semua takdir kita juga gak bakalan mau caranya kaya gini,”jawab Ririn.

Hafiza tersenyum dan mengangguk. “Yaudah ayo keluar, pasti gus udah nungguin teteh.”

Hafiza berdiri di ikuti Ririn di sampingnya, mereka keluar dari dalam kamar menuju ruangan acara tadi. Terlihat begitu banyak santri dan orang tertentu saja. Semua pasang mata langsung melihat ke arah Hafiza yang berjalan mendekati Arga.

Arga yang tadi menunduk sekarang menatap wajah istrinya, saat pertama kali melihat wajah Hafiza di baluti make-up alami. Arga terkagum melihat wajah tersebut, rasanya Arga tidak rela jika wajah tersebut di pandang oleh laki-laki yang bukan mahram.

Hafiza tersenyum ke arah Arga, Arga membalas senyuman tersebut walau pun tipis. Namun di dalam hatinya begitu bahagia, Hafiza duduk di samping Arga.

“Silahkan pasang cicin wanitanya, begitu juga dengan sebaliknya.”

Arga mengambil cicin tersebut dan memasangkannya ke jari manis Hafiza, begitu juga dengan Hafiza yang memasang cicin ke jari Arga.

“Silahkan cium tangan suaminya,”ucap penghulu.

Hafiza terdiam sesaat, dia sangat gugup. Perlahan tangan Hafiza bergerak mengambil tangan Arga dan menciumnya, ada perasaan senang di hati Arga.

My Crush HafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang