Jangan lupa vote, komen nya bestie!
Ramein kuy!
°
°
°
°"Aku akan selalu mencintaimu walaupun penantian itu begitu lama, jika engkau memang bukan takdirku, maka aku bahagia telah memilihmu."
_Zalfa Hafiza Nadila_
•••🦋•••
Saat ini Hafiza terbaring lemas di kamarnya, perempuan tersebut masih memejamkan kedua matanya. Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya yang menggunakan hijab dusty.
Wanita tersebut berjalan perlahan mendekati sang putri yang terlihat pucat, dia mengelus kepala Hafiza dengan lembut.
"Sayang!"panggilnya lembut.
Perlahan mata cantik milik Hafiza terbuka, dia mengerjapkan beberapa kali kedua matanya.
"Ummi,"ucap Hafiza.
Hafiza segera mendudukan dirinya namun langsung di tahan oleh sang Ummi.
"Udah tiduran aja, kalo masih pusing jangan di paksain."
Hafiza mengangguk, "Iya Ummi pala inces pusing banget,"ucap Hafiza memijat kepalanya.
"Hahaha ada-ada aja kamu ini, nama kamu itu Zalfa bukan inces." Wanita paruh baya tersebut tertawa.
Di saat waktu yang seperti ini pun Hafiza masih sempat bercanda, dia tau anak perempuannya yang satu ini kuat dia yakin itu. Terkadang sang Ummi berfikir bagaimana jadinya jika sang anak menikah, apakah anaknya akan meninggalkan dirinya.
"Ih...biar gaul Ummi. Kaya cerita-cerita di novel gitu,"jawab Hafiza dengan muka cemberut.
Namun sang Ummi masih terdiam tanpa menjawab ucapan Hafiza, tiba-tiba Hafiza terkejut karena air mata yang sangat mahal bagi Hafiza menetes dari mata sang Ummi.
Hafiza langsung memegang tangan Ummi, dia mengelus pelan tangan tersebut.
"Ummi kenapa?"tanya Hafiza.
"Hafiza bikin salah ya sama Ummi. Atau Hafiza ada bikin Ummi kecewa?"Sambung Hafiza dengan nada sedih.
Fatimah menggelengkan kepalanya lalu tersenyum. Tangan mungil milik Hafiza bergerak menghapus air mata tersebut.
"Ummi cuman kefikiran gimana nanti kalo kamu udah nikah,"ucapnya.
Mendengar penuturan dari Fatimah pun, Hafiza sedikit kaget. Kenapa Umminya langsung memikirkan hal seperti itu, sekolah saja Hafiza belum lulus bagaimana menikah.
"Sekolah aja masih belum lulus Mi, masa udah nikah aja."Hafiza terkekeh kecil.
"Nanti kalo kamu udah nikah kamu harus berbaki sama suami kamu, gak boleh ngalawan apa lagj ngomong kasar."Ummi Fatimah menasehati sang anak.
"Iya Ummi ku sayang gak bakalan kok,"jawab Hafiza mencolek hidung Fatimah.
"Semoga kamu dapat suami yang bisa bimbing kamu,"ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush Hafiza
RomanceBagaimana jadinya jika seorang perempuan yang sangat bawel dan bar-bar mengagumi seorang laki-laki alim yang berada di sekolahnya. Berawal dari mengaku sebagai seorang tukang paket namun berakhir dengan sering berkomunikasi, entah ini kebetulan ata...