PART 45

2.6K 296 15
                                    

Jangan lupa vote, komennya bestie

Ramein kuy!

“Karena yang membuatmu hancur adalah harapanmu yang terlalu tinggi.”

_Muhammad Arga Dirgantara_

°
°
°
°

•••🦋•••

“Ar, serius lo masih di sini?”Tanya Rendra.

“Kenapa, lo mau ngusir gue?”

“Bukan gitu Ar, kita cuman kasihan sama bini lo. Dia hamil besar, seminggu ini lo cuman ganti baju setelahnya lo langsung pergi gitu aja.”

“Kita berdua jadi kasihan sama bini lo.”

“Kesalahan fatal yang dia lakuin ke gue, masih berbekas sampai kapan pun.”

Agus datang membawa sebuah cemilan dan minuman di tangannya, kini ketiga laki-laki tersebut sedang berada di balkon kamar Agus.

“Coba lo dengerin penjelasan dia dulu Ar, gue sih nggak yakin ya kalo istri lo kaya gitu.”Agus meletakan makanan tersebut di atas meja.

“Gue setuju apa yang Agus bilang, kalo emang nggak ada bukti cctv kita yang bakal cari buktinya.”Rendra merangkul Arga.

Arga yang mendengar ucapan Rendra pun langsung menoleh ke arah mereka berdua, dia lupa bahwa di rumahnya ada cctv. Kenapa dia tidak mencek cctv.

Arga berdiri melangkah ingin pergi.

“Mau balik lo?”

Namun Arga tidak menjawab, dia terus melangkah. Namun tidak beberapa menit dia sudah datang dengan hp yang berada di tangannya.

Dia membuka sesuatu di hp nya, namun yang di cari tidak ada.

“Lo lagi ngapain?”

“Cctvnya di rusak.”

“Apa mungkin dalang di balik itu tau kalo rumah lo punya cctv.”

“Nggak tau.”

“Ar, gue saranin lo pulang deh soalnya udah larut malam. Takut istri lo nyariin,”ucap Agus.

“Arga yang kita kenal dulu mana, bukannya lo yang sering nasehatin kita berdua.”Sambung Rendra.

Arga terdiam sesaat dia memikirkan ucapan kedua temannya tersebut, sebenarnya raca kecewa dan amarahnya masih ada. Tapi dia juga merindukan sosok istrinya tersebut.

Dia mengangguk kepada kedua sahabatnya dan langsung izin untuk segera pulang.

•••🦋•••

Arga membuka pintu rumah secara perlahan, terlihat istrinya yang tertidur di sofa. Arga merasa kasihan melihat Hafiza yang tertidur tanpa selimut.

Dia melangkah mendekati Hafiza, mengelus lembut kepala istrinya yang di baluti oleh hijabnya tersebut.

“Ujiaan apa lagi yang kamu berikan kepada ku Hafiza, membuat aku harus memperluas rasa sabar ku. Sungguh aku sudah tidak mampu, tapi wajah damai dan cantik mu membuat ku luluh.”

My Crush HafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang