|| M E N J A D I S E P E R T I S A S A ||

3.6K 214 16
                                    

Casey membuka pintu kamarnya dengan pelan, matanya menatap sekeliling, Casey meletakkan tas miliknya di meja belajar miliknya dengan pelan. Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat Casey menengok, matanya menatap tubuh Daffa yang muncul dengan tubuh yang tampak segar.

"Mas ..."

Daffa tampak acuh dengan keberadaan Casey, gadis itu membasahi bibirnya karena gugup untuk memulai pembicaraan. Gadis itu menatap sang suami yang terlihat tengah memainkan ponselnya diatas ranjang. Casey mulai mendekat dan duduk disamping Daffa.

"Mas, kamu jangan salah paham, aku dan dia hanya bert-"

"Aku tidak peduli dengan apa yang kamu ucapkan, mau kamu memiliki hubungan spesial dengan pria itu ataupun pria lainnya, aku tidak peduli sama sekali!"

"Juga kamu bukan Sasa yang selalu setia bersamaku, dia tidak pernah bermain dibelakangku seperti kamu, dia selalu jujur dengan semua yang dia lakukan."

Casey terdiam ketika dirinya kembali dibanding bandingkan dengan Sasa. Casey muak dengan Daffa yang selalu membandingkan dirinya dan istri pertama sang suami, tetapi dia juga cukup sadar diri dengan keadaan ini.

"Tapi aku hanya ingin mas tahu, aku tidak memiliki hubungan manapun dengan pria lain, aku menjaga pernikahan ini, aku menghargai keberadaan mas, aku tidak pernah berhubungan dengan pria lain selain mas. Aku hanya tidak ingin kejadian tadi menjadi salah paham,"

Daffa menatap Casey dengan pandangan remeh, pria itu mencengkeram erat kedua pipi Casey membuat gadis itu meringis menahan sakit saat merasakan kuku Daffa tertancap di pipi Casey.

"Sudah berulang kali aku katakan aku tidak peduli. Memang benar adanya Sasa lebih baik daripada kamu!" Daffa langsung menepis tangannya dan mulai beranjak dari duduknya, moodnya langsung hancur dengan keberadaan Casey.

"Selalu mbak Sasa! Aku disini istri kamu, mas! Tidak seharusnya kamu membandingkan aku dengan istri pertama kamu, lupakan dia! Dia sudah mati!"

Kedua tangan Daffa mengepal saat mendengar ucapan lantang Casey. Pria itu membalikkan badannya membuat Casey menatapnya dengan takut, Daffa kembali mencengkeram pipi Casey, kali ini pria itu menekannya semakin dalam membuat pipi Casey mengeluarkan darah.

"Melupakannya? Jangan pernah berharap aku akan melupakan! Dia orang yang paling aku cintai dan akan terus selamanya seperti itu. Jangan pernah kamu memanggilnya dengan bibir menjijikkan milikmu itu!"

Casey terus mengeluarkan air matanya dan itu tidak membuat rasa kasihan Daffa muncul, pria itu terlalu dibutakan dengan kebencian. "Tapi aku juga istri kamu, Mas! Aku berhak mendapatkan cinta dari kamu, Mbak Sasa hanya masa lalu kamu dan aku masa depan kamu!"

Plak! Casey memalingkan wajahnya ketika sebuah tamparan keras mengenai pipi kanannya, gadis itu menatap kosong kearah depan, Casey tidak menyangka jika sang suami akan menamparnya. Daffa pun terdiam dengan mata yang menatap tangannya yang dia gunakan untuk menampar Casey.

Daffa dengan amarah yang masih ada meninggalkan Casey yang masih terdiam dengan hati yang terasa berdenyut keras karena rasa kecewa yang kembali dia dapatkan dan rasa sakit yang kembali Daffa torehkan kepadanya.

Casey semakin mengencangkan tangisannya sehingga tubuhnya merosot kebawah, gadis itu memegang dadanya yang terasa sesak kemudian menangis dengan keras.

"Sakit Tuhan, aku tidak kuat dengan semua ini, aku ingin semua ini selesai!"

"Ini aku, aku Casey! Aku bukan Mbak Sasa, aku lelah jika terus dibandingkan, aku ingin menjadi seperti Mbak Sasa yang selalu di puji oleh suamiku sendiri tapi aku adalah Casey, aku Casey, aku tidak akan bisa menjadi seperti Mbak Sasa!"

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang