|| L O G I K A ||

2.3K 144 19
                                    

Casey
Mas aku izin untuk nginap di rumah Vio.

Daffa membulatkan matanya saat melihat pesan dari Casey. Daffa mulai merebahkan tubuhnya setelah selesai mandi, matanya melirik ke jam dinding yang tergantung di tembok hotel, tempat dirinya menginap.

Daffa memejamkan matanya memikirkan bagaimana cara gadis itu pergi menuju rumah temannya itu padahal gadis itu tidak memiliki kendaraan sendiri atau mungkin Viola yang menjemputnya?

Jika saja dirinya lebih cepat membalas, dirinya akan mencegah Casey untuk menginap bersama temannya.

Karena dirinya tahu jika para perempuan sudah berkumpul ada saja nanti topik yang mereka bahas. Dan itu pasti akan membuat Casey tidur malam dan mengganggu kesehatannya.

"Kenapa kamu selalu ada difikirkan ku, Casey?"

"Nggak mungkin kan aku sudah berganti haluan ke kamu? Tidak mungkin secepat ini." Daffa memejamkan mata sejenak.

"Tidak mungkin kamu bisa menggantikan posisi Sasa secepat ini, aku percaya aku masih sangat mencintai Sasa, dia cinta pertamaku dan aku sudah mencintainya sejak dulu."

"Aku nggak tahu bagaimana perasaan ku saat ini."

"Yang pasti, aku nggak mau kehilangan kamu."

*
*
*

"Tapi Case, gimana ya? Emm gue tuh kalau lihat tuh ni Daffa suka sama Lo!"

"Tapi ya gitu, gengsinya gede banget!"

Casey memutar bola matanya, malas dengan pembahasan Viola yang terus mengarah kepada Daffa. Padahal kini mereka sedang menonton sebuah drama cina yang Viola sendiri merekomendasikan tapi gadis itu malah tidak fokus dan membahas tentangnya dan Daffa.

"Udahlah, kalau memang benar ya Alhamdulillah tapi kalau nggak ya, gue bakal berusaha lebih," ucap Casey seraya memasukkan snake yang ada disana.

"Itu harus! Lo harus berjuang biar tuh si om sadar! Dan ngelupain masa lalu, masa lalu kok di lihat mulu, nggak bosen apa, udah mati juga." gerutu Viola menatap laptopnya.

Casey mencubit lengan Viola dengan pelan, "Nggak baik bilang gitu! Udah nggak usah dibahas lagi tentang Mbak Sasa. Serem loh ini malam malam,"

Viola meringis seraya menatap sekeliling dengan pandangan takut. Viola semakin mendekatkan tubuhnya kepada Casey dengan tangan yang memeluk lengan Casey.

"Sumpah Mbak gue cuman bercanda, jangan muncul ya!" Casey tertawa saat melihat tingkah Viola yang aneh.

"Makanya udah nggak usah bahas kek gitu lagi, udahlah gue kesini mau healing!"

"Tapi jujur ya, gue bingung kenapa si Lo masih aja mau sama tuh orang? Ayolah my besti, gunakan logika mu!"

Casey menghela nafas, "Lo nggak pernah ngerasain perasaan tulus dari hati, jadi Lo nggak bakal tau rasanya."

Viola memutar malas matanya, "Inilah yang membuat perempuan sering tersakiti, di bilangin nyangkutin sama perasaan tulus, tulus tulus lah sana, capek!"

"Ya Lo ngomong gitu soalnya Lo nggak ngerasain apa yang gue rasain, coba aja Lo ngerasain, Lo pasti paham!" ucap Casey tidak mau kalah.

Viola menatap malas Casey. Kini keduanya asik beradu argument daripada menonton drama yang sedang berputar. Definisi menonton drama di depan drama.

Viola melirik sinis Casey seraya tertawa sinis singkat, "Lo lupa percintaan gue sama Angga?" Viola menatap laptopnya walaupun tidak sepenuhnya gadis itu terlihat serius melihat.

Casey terdiam saat mengingat masa kehidupan menyedihkan yang dulu dialami oleh Viola.

"Dia toxic, dia selalu milih sahabatnya daripada gue, apapun dia lakukan hanya untuk sahabatnya. Gue? jangankan dilihat, dia nyadar adanya gue aja nggak!"

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang