|| T I M E ||

1.7K 75 0
                                    

Happy reading

“Oh my good! CASEY! AKU SANGAT MERINDUKANMU!” teriak Salsabila yang berlari kemudian menerjang tubuh Casey, yang baru mendarat di Jakarta dan dibelakangnya ada Ace yang terlihat memasang wajah pasrah dengan tiga koper yang dia bawa.

Sedangkan Daffa langsung memasang tubuhnya di belakang Casey, takut saja jika istri bar bar temannya ini melakukan hal nekat seperti tadi. Sudah cukup dirinya kecolongan dengan kejadian beberapa menit yang lalu.

Casey membalas pelukan Salsabila tak kalah erat. Salsabila melepaskan pelukannya kemudian sedikit berjongkok untuk melihat perut Casey yang sudah semakin mengambang seiring berjalannya waktu.

“Hai! Oh good! Aku akan mendapatkan seorang keponakan yang pasti sangat cantik dia perempuan bukan?” tanya Salsabila mendongak menatap Casey yang terlihat tersenyum manis serta mengangguk pelan.

“Oh no! Pasti ini sangat imut, bibi mu ini sangat menunggu kehadiran mu, sayang!” bisik Salsabila pada perut Casey.

Ace yang berada di samping Daffa langsung memberikan sapaan berupa tos ala pria. Ace merangkul pundak Daffa kemudian menatap kelakuan istri mereka yang cukup mencengangkan.

Salsabila berdiri kemudian memasang wajah iri, “Aku iri dengan keadaan mu saat ini, Casey!” ucap Salsabila.

“Why? Bukannya kau bisa membuatnya dengan Ace, Bila?” tanya Casey menggoda.

“Tidak! Jangan sampai!”

Casey langsung tersentak kaget saat mendengar suara tersebut. Matanya langsung menatap kearah Ace yang terlihat menatapnya dengan wajah tengil. Pria itu terlihat mendekati Salsabila kemudian merangkul mesra wanitanya.

“Aku masih ingin memiliki waktu berdua dengan Salsabila, jika ada anak diantara kami nanti waktuku dengan Salsabila akan hilang begitu saja! Cukup kita membuatnya saja tanpa menjadi sebuah adonan!” ucap Ace membuat Salsabila langsung mencubit pinggangnya.

Ace tersenyum manis saat melihat rona merah pada pipi sang istri kemudian mengecup bibirnya cukup lama.

“Hei! Kalian fikir ini di negara kalian! C'mon!” ucap Daffa memutar bola matanya.

Salsabila dan Ace hanya membalas dengan tawa renyah. Setelah itu kedua pasangan suami-istri itu berjalan bersama meninggalkan area bandara. Sebelum Daffa dan Casey mengantarkan Ace dan Salsabila ke hotel yang akan keduanya tinggali selama 2 minggu, mereka terlebih dahulu menuju sebuah restoran yang cukup terkenal di area Jakarta.

“Lalu bagaimana tentang ..” Salsabila memajukan tubuhnya kemudian membisiki Casey yang berada di depannya, “Rafael?”

Casey menggeleng acuh kemudian kembali melanjutkan acara makanannya, “Aku sudah tidak lagi berkomunikasi dengan dia sejak aku memutuskan keluar dan kembali ke jakarta.”

“Oh.”

Daffa dengan Ace saling pandang satu sama lain saat mendengar percakapan kedua wanita yang mereka sayangi. Dengan perasaan kesal Daffa menyendok makannya kemudian memasukkan sendok itu dengan kasar sehingga menimbulkan suara yang membuat Casey maupun Salsabila yang sejak tadi terus mengobrol langsung menatap kearah Daffa.

“Mas?” Daffa tampak acuh dengan mata menatap kedepan.

Daffa kembali melakukan kegiatannya dengan kasar, “Mas nanti gigi kamu itu loh!” ucap Casey sedikit meringis karena mendengar suara yang tercipta.

Salsabila dengan pelan menyenggol tangan sang suami, “Why?” bisiknya.

“Kalian membahas pria lain di depan suami kalian, aku juga marah denganmu.” cetus Ace membuat Salsabila langsung menatapnya dengan wajah tidak percaya.

“Hei! Ayolah, kita bahkan hanya membahas bos dari Casey, haruskah kalian terlihat cemburu seperti ini?”

“HARUS!” seru Daffa dan Ace secara berbarengan membuat Casey maupun Salsabila langsung tersentak.

“Sorry ..” lirih Salsabila dengan wajah cemberut.

Casey mengelus lengan Daffa namun tidak membuat pria itu kembali menatapnya. Daffa kembali fokus kepada makanannya di tambah kini bermain ponsel membuat Casey menekuk wajahnya saat kembali merasa di acuhkan.

Mood itu hamilnya langsung tersinggung atas sikap acuh yang Daffa berikan. Dengan tubuh sedikit menjauh Casey langsung menunduk, wanita itu terlihat mulai meneteskan air mata.

Suara isak tangis serta hisapan dari hidung membuat Daffa langsung mendongak menatap Ace dan Salsabila yang terlihat beradu mulut dengan Ace yang semakin menatap Salsabila dengan wajah melas kemudian menatap ke samping dimana sang istri menunduk dengan tubuh yang bergetar.

“Sayang?” panggil Daffa dengan perlahan mengangkat wajah Casey.

Benar dugaan Daffa. Casey terlihat memberikan wajah penuh dengan air mata, wanita itu langsung memalingkan tatapan saat manik matanya menatap kearah Daffa.

“Maaf ya?” Daffa dengan lembut menarik tangan Casey.

Casey dengan kuat langsung mengambil tangannya, “En–enggak mau! Kamu jahat, aku dicuekin terus! Aku kan nggak salah apa apa, aku nggak salah!” ucapnya dengan nada bergetar.

Salsabila dan Ace yang baru menyadari perubahan topik pada pasangan yang berada di depan mereka langsung menengok.

Dengan wajah heran keduanya, Salsabila berkata, “Kau kenapa menangis, Case?”

“A–ayo pergi, Bila! Aku tidak ingin disini, mereka semua jahat!” ucap Casey berdiri dari duduknya setelah mengambil tasnya.

Salsabila dengan wajah bingung langsung mengikuti, gadis itu terlihat menatap kearah Daffa yang terlihat menggeleng kuat.

“Tap–”

“Oke! Aku akan pergi sendiri!” ucap Casey kemudian berjalan tanpa memedulikan tatapan orang lain.

Daffa yang melihat hal tersebut langsung bergegas lari untuk mengusul Casey. Pria itu langsung menghadang Casey yang terlihat langsung mengusap air matanya dengan mata yang tidak ingin menatapnya.

“Mau kemana, hm?” tanya Daffa dengan lembut seraya menggapai tangan Casey, wanita itu terlihat langsung menghindari.

“Minggir!” ucap Casey menatap tajam kearah Daffa saat pria itu tidak kunjung pergi.

Casey beberapa kali memukul dada Daffa minggir karena kesal. Bagaimana tidak kesal saat dirinya ingin lewat kanan tubuh Daffa, pria itu mengikuti pergerakannya menuju ke kanan dan sebaliknya. Kelakuan keduanya berhasil menyita perhatian pengunjung restoran tersebut, ada beberapa yang terlihat gemas dengan tingkah itu, ada juga yang secara diam diam merekamnya dan banyak reaksi lainnnya.

“Sama aku ya?”

Casey memukul Daffa dengan kekuatan besar kemudian semakin mengencangkan tangisnya. “Aku mau tidur di peluk kamu!” rengeknya membuat Daffa menggeleng heran.

“Ya udah kita pulang ya?”

“Enggak mau! Aku masih marah sama kamu, aku nggak mau deket dekat sama kamu tapi aku mau bobo sama kamu, mau peluk kamu!” ucap Casey semakin mengencangkan tangisnya.

“Udah ya, nanti kamu kecapekan lagi, sekarang kita pulang.” ucap Daffa kemudian langsung menggendong Casey membuat wanita itu langsung mencari tempat ternyaman.

Daffa dari tempat berdirinya menatap kearah Ace. Ace terlihat langsung paham kemudian mengacungkan jempolnya membuat Daffa langsung pergi tanpa berkata apapun.

“Udah sekarang tidur ya?”

“Mau mie goreng warna kuning!” ucapnya dengan mata terpejam.

*
*
*

Part terpendek!
Jujur sebenarnya ini part yang seharusnya gak pernah ada tapi ya udahlah!!
WOKEYY!

Minggu, 11 juni 2023
995 kata

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang