|| P E R D E B A T A N ||

2.4K 101 4
                                    

Hal simpel terkadang menyakitkan bagi seorang anak

|| N O  T O T ||
.
.
Happy reading

Casey dengan wajah kesal menatap luar jendela, wanita itu melirik ke samping sekilas, dimana Daffa beberapa kali menatap ke kursi belakang untuk mengajak Leo berbicara, keduanya tampak langsung akrab. Mungkin karena mereka adalah ayah dan anak.

“Kamu ada mainan yang mau dibeli nggak? Papa akan belikan!” ucap Daffa tersenyum tipis menatap kearah depan.

Dibelakang Leo langsung maju kemudian menatap Daffa dengan mata berbinar, “Beneran pa?” Daffa mengelus rambut Leo sekilas kemudian mengangguk.

“Kata temen aku ada remote control terbaru di mall, aku mau!”

“Iy–”

“Enggak usah! Mama bisa beliin kamu, minta sama mama aja! Jangan sama dia!” sela Casey terlebih dahulu menatap sinis kearah Daffa.

“Iya nanti papa belikan, besok pagi juga udah bisa ada di depan kamu ..” ucap Daffa tanpa memedulikan ucapan Casey.

Leo semakin tersenyum lebar kemudian bersorak kegirangan sedangkan Casey mengendus kesal karena merasa kalah. Beberapa menit kemudian Leo masih tetap mengoceh dan sesekali Daffa menyatu sedangkan Casey hanya terdiam dan berdoa jika mobil Daffa segara sampai di hotel mereka.

Daffa tertawa setelah mendengar ucapan Leo kemudian melirik sekilas Casey yang masih terdiam dengan kepala yang bertengger di jendela mobil.

“Kalau kamu mau tidur, tidur aja nanti aku bangunin.” ucap Daffa dengan lembut.

Casey melirik sekilas kemudian kembali menatap depan, “Enggak! Nanti kamu culik.”

“Emang aku om om suka culik apa?” Daffa terkekeh pada akhir ucapannya.

“Iya om.”

Daffa melirik dari spion mobilnya kemudian memasang wajah sedih, “Leo .. mama kamu jahat masa papa di bilang om om!”

“Mama nggak boleh gitu!” ucap Leo menatap Casey.

Casey memutar bola matanya, “Emang dia om om!”

“Tapi ka–”

Casey berbalik kemudian menatap Leo dengan kesal, “Kok sekarang Leo belain orang yang nggak dikenal terus sih? Leo udah nggak sayang lagi sama mama?”

Leo tampak menggeleng dengan wajah panik, “Enggak kok! Leo sayang mama, banget!”

“Tapi Leo selalu belain dia,” ucap Casey melirik Daffa.

“Dia kan papa Leo,” ucap Leo dengan kepala menunduk.

“Leo nggak punya papa!” ucap Casey tanpa sadar.

Mendengar ucapan itu spontan Daffa langsung menghentikan mobilnya kemudian menatap depan dengan wajah datar. Leo semakin menunduk saat mendengar ucapan Casey, dia terlihat ketakutan saat mendengar ucapan Casey yang terdengar ketus.

“Kamu sadar sama apa yang kamu omongin?” tanya Daffa dengan menatap Casey tajam.

“Sadar! Emang dia nggak punya papa!” ucap Casey tak kalah tajam.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang