|| D A R I S I A P A ? ||

2.4K 117 3
                                        

Casey, kamu harus bisa melewati semua ini, di belakang aku selalu mendukungmu dan akan selalu mencintaimu.

Unknown

Daffa meremas note pada bunga mawar indah tersebut setelah membaca isi note yang tertulis. Matanya menatap tajam kearah bunga tersebut, dengan perasaan kesal Daffa membuang bunga itu ke dalam tong sampah yang ada di depan rumahnya.

Siapa yang mengirim semua ini? Apakah bocah tengil itu?

Batin Daffa menaruh curiga kepada Alfin, karena hanya pria itu yang kini berjuang untuk mendekati Casey.

“Sialan, semua ini buat gue pusing!”

Daffa memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya kembali. Untung saja saat bel berbunyi Casey berada di kamar atas sehingga tidak mendengar dan membuka pintu untuk menerima paket menjijikkan itu.

Senyum tipis terukir indah dibibir tipis itu, dengan wajah tertutup tudung Hoodie. Seseorang tersebut menatap pintu rumah yang dia pantau hingga akhirnya seseorang menutup dengan rapat.

“Gue tahu ini salah tapi gue nggak bisa mencegah semuanya.”

“Sorry Casey, gue cinta sama Lo.”

*
*
*

Daffa masih dengan perasaan kesal memasuki kamar kemudian membanting pintu dengan cukup keras membuat Casey yang tengah membereskan buku buku kuliahnya tersentak kaget.

Casey menata bukunya kemudian meletakkannya secara rapi di atas meja sebelum melangkah mendekati Daffa.

“Kamu kenapa, Mas?”

Daffa melirik Casey, “Aku cemburu.”

“Eh?” Daffa membulatkan matanya menyadari mulutnya yang keceplosan.

“Cemburu?”

Daffa berdeham untuk menetralkan rasa gugupnya, “I–iya, aku baru saja melihat ... kenangan masa lalu bersama Sasa! Ya, aku melihat gadis itu berfoto dengan pria lain!” elak Daffa tidak ingin menjawab secara jujur.

Dasar pria naif.

Casey tersenyum masam mendengarnya, “Oh ya, oke ...”

“Aku izin istirahat terlebih dahulu ya? Capek banget seharian ini,” Daffa mengangguk kaku membuat Casey tersenyum sekilas sebelum memposisikan tubuhnya.

Beberapa saat setelah memikirkan sesuatu, Daffa melirik Casey sekilas, gadis itu terlihat cantik saat tertidur pulas. Daffa dengan gerakan pelan memposisikan tubuhnya untuk tidur di samping Casey, tangannya terulur untuk menata beberapa helai rambut Casey yang menutupi wajahnya.

Cantik. Itulah deskripsi dari wajah Casey saat ini.

“Aku kesal bukan karena Sasa tapi melainkan karena ... mu, Casey.”

Daffa mengelus pipi Casey dengan lembut, “Entahlah perasaan apa yang kini aku rasakan tapi ya jelas aku ... tidak ingin kehilangan kamu,”

“Katakan saja aku ini remaja puber yang masih bingung masalah percintaan, aku menginginkan dia kembali tapi aku juga ingin kamu tetap disini bersamaku ...”

Daffa bergerak mendekat wajah Casey kemudian mengecup lama kening Casey sebelum menarik Casey kedalam pelukannya dan mulai memejamkan mata mengikuti alur yang mimpi yang akan tercipta.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang