|| O B S E S I ||

2.6K 105 1
                                    

Happy reading:)

“Mama Leo ngantuk!” ucap Leo mengusap matanya yang terlihat berair.

Casey yang baru saja menyelesaikan membereskan barang barang mereka beralih menatap Leo. Casey berdiri dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Leo yang sudah beberapa kali menguap dan mengusap matanya yang berair.

Leo menatap Casey dengan wajah lesu, “Sikat gigi dulu ya?” Leo dengan merespon dengan anggukan malas, Leo sudah sangat mengantuk.

Casey menggeleng kepalanya dengan senyum tipis, gadis itu langsung membawa sang putra ke dalam kamar mandi yang ada di vila yang tergabung menjadi satu dengan kamar vila mereka.

Dengan sabar Casey membantu Leo untuk sikat gigi yang terlihat tidak berdaya karena rasa ngantuk, bahkan beberapa menutup mata dengan mulut penuh pasta gigi. Leo dengan mata terpejam berkumur dengan pelan sesekali membuka matanya.

“Jangan ditelan,” peringat Casey membuat Leo langsung memuntahkannya.

Leo beberapa kembali berkumur hingga akhirnya rutinitas yang biasanya di lakukan selesai.

Leo merangkak ke ranjang kemudian langsung memeluk guling yang tersedia, “Leo tidur dulu ya mama,” lirihnya.

“Selamat malam, kesayangan mama. Mimpi indah,” Casey mengecup singkat kening Leo.

Casey kembali merapikan barang barangnya dan Leo supaya nanti pagi tidak perlu membereskan apapun, supaya waktu liburan mereka lebih leluasa.

“Ah akhirnya!” Casey tersenyum lebar.

Casey menatap sang putra yang tertidur pulas membuat sudut bibirnya terukir, matanya menatap sekeliling yang tampak sunyi.

“Keluar sebentar bukan hal buruk, pemandangan laut pada malam hari pasti begitu indah,” ucap Casey kemudian mengambil jaket rajutnya untuk menemani ketika angin nanti akan menusuk nusuk kulitnya.

Casey membuka pintu vila kemudian wajahnya sedikit kecewa saat bayangan keindahan tidak sepenuhnya terwujud, pantai yang dia kira disaat malam hari akan begitu sangat indah ternyata hanya sebuah hamparan air laut berwarna biru pada tepinya dan berwarna hitam gelap pada laut yang cukup jauh dari pemandangan.

Namun rasa kecewanya tidak sepenuhnya ia rasakan karena pada daerah pantai terdapat lampu lampu hias yang tampak cantik menyinari tepi pantai lebih tepatnya di lokasi pasir pasir.

Casey memegang pinggir balkon Vila kemudian matanya menatap para anak muda yang tengah bercanda ria ditemani oleh suara musik yang tampak indah dan enak diterima di telinganya.

“Malam yang indah,”

Casey menatap kearah kanan yang terlihat gelap karena pencahayaan disana begitu kurang kemudian menatap vila di sampingnya, ternyata berpenghuni karena lampu pada vila itu menyala.

Casey semakin melebarkan senyumnya, ternyata bukan hanya dirinya saja yang tinggal di area vila ini, mungkin nanti pada pagi hari dirinya akan berkenalan sebagai tanda perjumpaan.

Casey menguap dengan tangan yang menutup area mulutnya, Casey mengejapkan matanya beberapa kali karena rasa kantuk yang sudah mulai menguasai dirinya.

“Udara semakin dingin membuatku mengantuk.”

Dari luar terlihat Casey tengah menutup gorden setelah balkon dia kunci dari dalam.

Sebuah ukiran indah terukir di sudut bibir pria itu, tersenyum manis di dalam kegelapan yang menyinarinya. Bibir indah itu mengeluarkan sebuah kekehan yang terdengar sangat lirih tetapi mematikan.

Hatinya berseru ingin meraih tetapi otaknya meminta untuk tetap membiarkan, biarkanlah, Jika sudah waktunya semua ini akan kembali seperti semula.

“Malam ini aku akan mendapatkan pelukan hangat mu kembali, sayang.”

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang