|| S I A P A D I A ? ||

1.7K 92 1
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk follow akun saya dulu
Sesudahnya berikan vote dan komen pada cerita ini:))
Terimakasih

Happy reading

"Bukan masalah besar, aku sudah membuatkan masakan untuk kita. Maaf jika tidak seperti masakan yang biasanya kamu buat." ucap Daffa meletakkan kedua gelas itu.

Casey tersenyum manis mendengar ucapan Daffa kemudian menatap masakan sang suami, "Apapun rasanya pasti akan terasa enak jika kamu yang masak!"

Daffa tertawa kecil mendengar pujian Casey, pria itu menarik kursi mengikuti Casey yang sudah duduk terlebih dahulu.

Casey dan Daffa mulai menikmati makanan yang Daffa buat, rasanya tidak terlalu buruk jadi tidak membuat rasanya aneh. So masih bisa untuk dinikmati.

"Ah ya Mas ... Aku besok ada kerja kelompok sama temen aku, boleh?"

Memang sejak awal hubungan mereka mulai membaik, Daffa selalu meminta Casey untuk selalu memberikan kabar tentang apa saja yang gadis itu lakukan di luar sana dan

Daffa menghentikan aksi makannya, pria itu mendongak menatap Casey dengan wajah datar. "Siapa?"

"Dion, Fira dan Wisnu."

"Viola?"

Casey menggeleng, "Nggak, dia sama yang lain. Kemarin diacak sama dosennya."

Daffa membuka mulutnya kemudian mengunyahnya, "Pulang?"

Casey terdiam sejenak memikirkan sesuatu, "Aku nggak tau, paling sampai selesai."

"Mau aku antar?"

"Nggak perlu, nanti aku biar sama Fina aja, dia bawa kendaraan biasanya."

Daffa mengangguk pelan kemudian keduanya melanjutkan makannya kembali dengan khidmat. Casey menatap makanannya dengan wajah tidak tenang, gadis itu ingin mengungkapkan sesuatu tetapi seperti ada sesuatu yang mencegahnya.

Apakah dia akan peduli? Batinnya melirik Daffa.

Daffa yang merasakan Casey yang mencuri pandangan membuat pria itu menatap Casey dengan wajah tanda tanya, mengangkat alisnya menunggu jawaban dari Casey. Casey yang melihat respon yang Daffa berikan tampak gelagapan kemudian menggeleng cepat, gadis itu kembali menunduk dan mengaduk aduk makannya.

"Jangan dipendam."

Casey tersentak saat mendengar kalimat yang terucap lembut itu, gadis itu lantas menatap kemudian menggeleng pelan.

Casey berdeham saat melihat tatapan Daffa yang berubah menjadi tajam, "Itu-" Gadis itu meraba tubuhnya kemudian mendesah pasrah saat tidak menemukan ponselnya.

"Nanti, ponselku ada di kamar."

*
*
*

Daffa membaca satu persatu ketikan seseorang yang beberapa memberikan ungkapan rasa. Sedangkan, Casey- gadis itu melilit jari jarinya karena gugup. Daffa mengeram pelan saat melihat pesan dari sosok yang tidak jelas asal usulnya.

+888
Kamu memang gadis baik Casey, padahal aku tau kamu pasti risih kan dengan pesan yang aku kirim selama ini?

haha. Gadis sebaik kamu tidak perlu memperjuangkan pria bodoh seperti Daffa, lebih baik kamu dengan yang lain saja, atau denganku? itu terdengar lucu tapi aku tau itu semua tidak akan mungkin terjadi.

Aku sarankan kamu lebih baik meninggalkan pria itu, pria itu sangat naif.

Daffa mengotak atik ponsel Casey beberapa saat sedangkan Casey yang menatap tanpa ingin mengatakan apapun. Daffa beralih memiringkan ponsel Casey kemudian membuka tempat dimana kartu nomer biasanya terletak, setelah mendapatkan kartu nomer tersebut, dengan wajah tenang pria itu mematangkannya.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang