|| A C A R A ||

2.1K 101 0
                                    

Ada kabar nih, berhubung cerita ini udah mau atau hampir end, aku buat cerita lain yang nggak kalau bagus yang pasti [Pede dulu gasih wkwk]

Ceritanya sepele hampir sama ttng perjuangan juga tp bedanya ya yg ini ttng anak SMA dan PERJUANGAN  yg SIA SIA sampai PENYESALAN.

Ada yang minat gak nih? Mampir dong ke MAS CRUSH BY RARAXNX atau cek di akun aku!!

UDH UP BTW!!

Happy reading!!

Seminggu, sudah seminggu setelah kejadian dimana Daffa menampakkan diri dan membuat dirinya memandang pria itu dengan tatapan berbeda namun yang pasti rasa benci untuk pria itu masih ada namun mungkin sedikit terkikis dengan adanya perasaan iba dan kasihan.

Sudah dua hari pula dirinya kembali ke Surabaya yang melakukan kegiatannya seperti semula, termasuk berkerja.

Casey– wanita itu kini tengah mengecek proposal yang baru saja datang dari salah satu rekan kerjanya yang bertempat di keuangan, sebelum sampai dan diperiksa oleh Rafael harus melewatinya dulu agar tidak akan ada kesalahan saat sampai di tangan pria itu.

Casey mengenyit saat mendengar suara telfon dari telfon di meja kerjanya, mendapatkan posisi sebagai sekertaris, Casey memiliki ruangan sendiri yang tepat di samping ruangan milik Rafael.

“Iya pak? ada yang bisa saya bantu? ... ah baiklah, saya akan segera kesana.”

Casey langsung berdiri dari duduknya setelah mengakhiri panggilan itu, wanita itu sedikit merapikan penampilannya dengan sedikit menata poninya seperti roknya yang sedikit terangkat karena posisi duduk.

Mengetuk pintu ruangan Rafael dengan pelan setelah mendengar teriakkan dari dalam ruangan Casey baru berani untuk masuk.

“Ada yang bisa saya bantu pak?”

Rafael tersenyum tipis, “Kamu duduk dulu.” Casey mengernyit tapi wanita itu tetap menuruti.

Rafael berdeham singkat, “Jadi gini ... nanti malam mama saya mengadakan acara anniversary pernikahan kedua orang tua saya, beliau berkata kepada saya jika ingin mengundang kamu dalam acara tersebut, apakah kamu mau hadir?” tanya Rafael menatap Casey penuh binar.

Casey terdiam seraya menatap mata Rafael, “Hanya saya?”

“Enggak, ada pak Herman dan Bu Tina, kalian hanya menjadi perwakilan dan kamu yang paling di tunggu tunggu mama saya, mau ya?” Rafael menatap Casey dengan tatapan memohon.

“Hah?” Casey menatap sekeliling dengan bibir yang dia kulum seolah berfikir.

Casey mengangguk dengan senyum tipis, “Baik pak, untuk acaranya jam berapa?”

“Jam delapan malam dan nanti untuk semua karyawan akan dipulangkan lebih awal dan kamu bisa mempersiapkan diri untuk acara tersebut.”

Casey bergumam lirih, “Jam depalan ya?”

*
*
*

Leo menatap sang mama dengan wajah kagum, “Mama mau kemana, kok cantik banget?” tanya Leo menatap Casey dengan mata berbinar.

Casey tersipu malu karena ucap Leo, “Mama ada acara di luar, nanti Leo tidur di temani mbak Dewi ya?”

“Iya.”

“Leo udah ngerjain pr belum?”

Leo memperlihatkan senyuman, “Hehe .. Leo tadi keasikan main game, Leo lupa!”

Casey menatap Leo dengan tatapan tidak suka, “Mama sita loh ps kamu!”

“Jangan dong ma! Iya iya Leo nggak akan lupa ngerjain pr lagi! Leo janji!” ucap Leo dengan mata memancarkan permohonan.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang