|| G U G U R K A N D I A ||

3.7K 119 6
                                    

“Kamu nggak suka dengan keberadaan dia?”

“Jawab aku Mas! Kenapa kamu diam aja!” ucap Casey dengan keras.

Casey menarik tangan Daffa kemudian diletakkan ke perutnya, Daffa membeku dengan manik mata yang menatap kearah perut Casey yang sudah semakin membesar.

Casey yang melihat tatapan Daffa tersenyum tulus, “Disini ada anak kamu, Mas.”

“Disini ada bayi kita, anak yang akan menemani kita di waktu yang akan datang, akan menemani kita disaat kita tua nanti.”

“Dia sumber kebahagiaan kita, aku dan kamu.”

Daffa menatap manik mata Casey dengan ekspresi datar, “Kam–”

“Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun karena benturan yang di mengenai perut pasien membuat pendarahan tidak bisa di hindari. Turut berdukacita, ibu dan bayinya tidak bisa terselamatkan.”

Daffa menggeleng cepat, “Gu–gugurkan dia!”

Casey membulatkan matanya mendengar bentakan keras dari Daffa, “A–apa maksud kamu Mas?”

Daffa menatap tajam kearah Casey kemudian menunjuk ke perut gadis itu, “Gugurkan dia!” tegas Daffa membuat Casey menganga.

Casey menggeleng ribut dengan air mata yang bercucuran, “Kenapa Mas? Kamu jangan gila! Dia calon anak kita!”

“Hentikan kegilaan ini!”

Daffa melangkah maju kemudian semakin menatap tajam kearah Casey yang mulai mundur seiring berjalan langkah Daffa.

“A–apa?”

“Gugurkan dia!”

Casey memeluk perutnya dengan kepala yang menggeleng, “Aku nggak mau! Dia anak aku,”

Daffa memegang lengan Casey dengan erat, “Kita ke tempat aborsi.”

Casey melotot tidak percaya kemudian Casey memberontak dengan kuat, gadis itu sekuat tenaga untuk tidak mengikuti langkah Daffa. Casey berulang kali mengigit lengan Daffa tapi pria itu tidak mempersalahkannya dan semakin menekan agar Casey mengikuti langkahnya.

“LEPASIN AKU, MAS!”

“SADAR! INI ANAK KAMU, JANGAN GILA!” Casey semakin mengeraskan tangisannya berharap ada seseorang yang datang dan menolongnya.

Daffa memberikan Casey tatapan mengancam, “Ini demi kebaikan kita.”

“KEBAIKAN APA YANG KAMU UCAPKAN!”

Daffa tampak tidak peduli dengan apa yang Casey lakukan, pria itu dengan hati hati mengarahkan tubuh Casey untuk duduk di mobilnya tapi gadis itu terus memberontak membuat dirinya sulit.

“ARGH!”

Casey keras mendorong tubuh Daffa setelah menendang titik sensitif milik pria itu. Dengan nafas memburu, Casey melangkah untuk pergi dari rumah itu. Lebih baik kini dirinya pergi dari sana daripada melakukan hal gila yang Daffa inginkan.

Casey lebih memilih calon anaknya daripada memilih pria brengsek seperti Daffa yang secara terang-terangan ingin membunuh calon anaknya sendiri.

Daffa sesekali meringis dengan tangan yang memegangi miliknya, matanya menatap pintu gerbang yang sudah dibuka oleh Casey. “KEMBALI KAMU CASE!” Dengan langkah terlatih latih Daffa berlari.

Casey sesekali menatap kebelakang saat mendengar suara Daffa yang memanggilnya dengan keras, Casey semakin mempercepat larinya namun masih dengan tangan yang memeluk perutnya.

Sesekali Casey meringis saat perutnya terasa sakit karena diajak berlari.

Casey terhenti saat ingin menyebrang di perempatan jalan, gadis itu menatap kebelakang yang dimana Daffa masih mengejarnya dan dapat Casey lihat Daffa memberikan dirinya tatapan tajam dan mengancam.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang