|| U N D A N G A N ||

2.2K 94 4
                                    

Happy reading!!

Masih dengan kediaman Rafeal, Casey masih saja berharap semoga Rafael segara datang dan pergi dari rumahnya. Casey benar benar tidak nyaman dengan suasana dan pertanyaan pertanyaan yang Ibu Rafael berikan kepadanya dan dirinya juga bingung ingin menjawab dan menanggapi seperti apa.

“Rafael paling nggak suka sama tomat, dia pasti langsung muntah kalau cium bau tomat.” ucap ibu Rafael dengan tawa kecil sedangkan Casey tersenyum kikuk bingung ingin merespon apa.

Ibu Rafeal mulai menghentikan tawanya kemudian menatap Casey dengan senyum tipis, “Siapa tau kamu perlu .. jadi Tante kasih tau, kalau mau tanya tanya boleh, Tante bakal jawab!”

“Ah iya, tante.” Casey tersenyum canggung membuat Ibu Rafael mengangguk paham.

“Semoga aja beneran kamu yang akan jadi mantu Tante soalnya Tante udah suka banget sama kamu! Udah cantik, baik, mandiri lagi .. pasti kalau di bawa ke arisan nggak bakal bikin Tante malu malah nanti Tante bakal dapat banyak pujian!” ucap Ibu Rafael membuat Casey tersenyum tipis, sejujurnya Casey sudah muak dengan tingkahnya.

Sial! Lagi lagi Casey mengumpat saat Rafael tidak kunjung datang, padahal hampir satu jam dirinya berada disini dan mereka harus melakukan perjalanan kembali untuk melakukan meeting bersama rekan bisnis mereka. Jika terlambat sayang sekali nanti kalau di nilai tidak disiplin dan profesional.

“Mama ..” Casey menghembuskan nafas lega saat mendengar suara Rafael.

Casey langsung berdiri menatap Rafeal dengan tatapan dingin, Rafael yang ditatap seperti itu hanya bisa tersenyum lebar.

“Ma, kita langsung pamit ya, bentar lagi ada meeting sama clien!” pamit Rafael membuat Ibunya mengangguk paham.

“Ya udah, hati hati. Jaga Casey baik baik ya, kalau dia kenapa kenapa kamu mama sunat lagi!” ancam ibu Rafael membuat Rafael menatapnya kesal sedangkan Casey– wanita itu terlihat bingung ingin berekspresi seperti apa.

Casey tersenyum canggung seraya menatap Ibu Rafael dengan ramah, “Tante saya permisi, selamat siang.” Casey kemudian berjalan melangkah mengikuti langkah Rafeal.

Setelah benar benar keluar dari rumah Rafeal dan memeriksa jika keadaan sudah cukup kondusif Casey menatap Rafael dengan kesal.

“Apa maksud anda meninggalkan saya dan mama anda begitu lama?”

“Saya hanya ingin kamu dekat dengan mama saya.” ucap Rafeal dengan santai.

“Jangan lewati batasan anda, saya dan anda hanya rekan kerja, jangan membuat saya tidak nyaman dengan apa yang anda lakukan saat ini.” tegas Casey, gadis itu cukup muak dengan taktik yang Rafael gunakan.

“Maaf,” Casey menghembuskan nafas kesal kemudian melihat jam tangannya.

“Dua puluh menit lagi meeting kita akan dimulai, sebaiknya kita langsung kesana. Jangan sampai rekan kita menilai kita tidak profesional dan disiplin.”

Casey menatap Rafael dengan wajah datar, “Saya atau anda yang menyetir?”

“Biar saya saja.” Rafeal langsung berjalan cepat diikuti Casey di belakangnya kemudian meninggalkan area rumah Rafeal.

*
*
*

“Mama!”

Dina tersenyum manis saat mendapati sang putra baru saja sampai dari perjalanan bisnisnya, Dina dengan perasaan senang memeluk tubuh Daffa dengan erat kemudian ingin mengecup singkat pipi Daffa sebelum sebuah tangan menarik pinggangnya.

“Jangan centil!” cibir Remon membuat Dina memukul keras lengannya.

“Itu anak gue! Serah lah!” Dina mencoba melepaskan pelukannya.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang