Happy reading:v
Casey dengan wajah datar membuang tubuh Viola kearah Alfin, Alfin yang melihat tubuh Viola langsung menerimanya. Keduanya saling membeku dengan tangan Alfin yang berada di pinggang Casey.
Casey yang memilih tingkah keduanya berdeham membuat Alfin serta Viola tersadar kemudian menegakkan tubuh mereka.
Alfin menatap Viola dengan wajah khawatir, “Lo nggak papa?”
Viola tanpa sadar menggeleng kemudian gadis itu mengangguk lalu menggeleng kembali, tingkahnya sangat aneh membuat Casey menatap malas keduanya sedangkan Alfin menatap semakin khawatir.
“Maksud Lo apa, Case?” Alfin berkata dengan mata menatap Casey tajam.
“Lo bisa ngelukain Viola kalau Lo dorong dorong gitu!” ucap Alfin dengan kesal.
“Ets, Lo bakal bersyukur Lo dengan gue dorong ni bocah, jangan marah marah dulu.”
Alfin menatap Casey dan Viola secara bergantian dengan wajah bingung, “Maksudnya?”
Casey mendekati kearah Viola kemudian memposisikan kepalanya di dada Viola membuat gadis itu sedikit membeku dan menegang.
“Tuh kan, apa gue kata!” seru Casey dengan semangat.
Casey menjauh kemudian menatap Viola dan Alfin secara bergantian, “Lo suka sama dia! Dah, kalian jadian aja! Gue pulang dulu, Mas Daffa udah nungguin, bye!”
Keduanya menatap kepergian Casey dengan wajah melongo, Alfin yang kembali sadar terlebih dahulu menatap Viola dengan senyum tipis.
“Vio ...”
Viola agak tersentak saat mendengar teguran Alfin, gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian menatap Alfin dengan canggung.
“Y–yang Casey ucapin itu omong kosong! Jangan dipercaya!” ucap Viola dengan cepat.
Bukan memperlihatkan wajah sedih, Alfin tersenyum tulus melihat Viola. Gadis itu melunturkan senyuman saat melihat tatapan serius dari Alfin, gadis itu mundur hingga membentur sebuah tembok.
Kedua mata Viola membulat sempurna saat sebuah benda asing menempel di permukaan bibirnya. Viola terdiam, tubuhnya terasa mati rasa, seakan ada sebuah sengatan yang membuat dirinya sulit untuk bergerak.
Viola menatap wajah Alfin yang sudah menjauh dari wajahnya, Alfin tersenyum tulus melihat tatapan polos Viola, terlihat sangat menggemaskan.
“Lo nggak nolak sentuhan gue, Vio ...”
Alfin menyentuh sudut bibir Viola, “Gue masih ada harapan!”
*
*
*“Sebaiknya ... aku bisa menyerah jugaaa!”
“Dia masa lalu mu!” Casey menunjuk Daffa dengan telunjuknya kemudian menatap depan kembali sedangkan yang ditunjuk hanya pasrah.
Casey memegang dadanya dramatis, “Aku masa ... kapan kapan muu ...” Kemudian gadis itu tertawa keras karena liriknya.
Daffa terkekeh pelan seraya menggeleng kepalanya mendengar lirik abstrak yang Casey nyanyikan. “Ada ada aja kamu ...”
“Tapi bener loh, kan ... dia mas–” Daffa mendengus kesal dan menatap depan dengan kesal saat Casey kembali melanjutkan lagunya.
“Sstt, mau bakso nggak?”
Casey memberikan senyum lebar serta mengangguk dengan semangat. Daffa yang melihat tingkah menggemaskan Casey hanya bisa tersenyum. huh! Jika saja mereka sedang berada di lampu merah pasti dirinya sudah mencium habis habisan gadis menggemaskan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Casey [END]
Romance⚠️ ᴡᴀʀɴɪɴɢ ᴀʀᴇᴀ ᴛᴏxɪᴄ ʀᴇʟᴀᴛɪᴏɴꜱʜɪᴘ!! ⚠️ [Ini adalah aku bukan dia] "Istriku hanya Sasa dan kamu bukan istriku!" Hanya ingin dianggap seperti perempuan lainnya tetapi semua itu terasa sangat sulit untuk Casey Aurellia dapatkan, bukan rasa cinta yang...