|| T E R L U K A K E M B A L I ||

2.8K 114 0
                                    

Tuhkan lupa mau up kemarin
Btw happy reading!

Casey menatap sebuah benda panjang itu dengan senyum manis, air matanya tak berhenti keluar karena rasa haru. Casey dengan pelan membelai lembut perutnya, tidak terasa ternyata di dalam ini ada seseorang yang bernyawa.

Keanehan beberapa hari yang lalu membuat Casey nekat untuk membeli alat pengetes kehamilan yang dijual di apotek.

Dengan keyakinan dan perasaan mantap, Casey mencobanya. Hasil yang dia dapatkan sangat membuatnya bahagia, sangat bahagia.

Matanya melirik kearah jam dinding di kamarnya. Baru jam 8 pagi, baru 10 menit yang lalu Daffa pergi ke kantor meninggalkannya sendiri.

Mengenai Daffa, Casey kembali tersenyum lebar, otaknya memikirkan tanggapan apa yang akan Daffa berikan kepadanya, pasti pria itu sangat bahagia dengan adanya kehadiran calon anaknya. Ayah mana yang tidak bahagia disaat calon anaknya sudah mulai tumbuh di dalam rahim sang istri?

"Lebih baik aku berikan nanti setelah dia pulang berkerja,"

Casey melirik alat kehamilan itu dengan senyum tipis, "Lebih baik aku cek lagi di dokter, lebih akurat juga."

*
*
*

Casey dengan senyum manis memberikan sebuah kotak kecil kepada Daffa. Pria itu tersenyum tipis menerimanya sebelum membuka kotak tersebut Daffa melirik kearah Casey yang tengah tersenyum seraya mengangguk pelan.

"Hi Papa!"

Senyum yang terukir di bibir Daffa mendadak hilang saat melihat isi dari kotak tersebut. Matanya menatap kearah Casey dengan wajah mengernyit.

"Mas akan menjadi seorang papa!"

"Kamu bercanda?" Senyum Casey menghilang saat pertanyaan itu terlontar.

Gadis itu lantas menggeleng pelan, "Nggak, ini nyata. Aku hamil, Mas."

Casey terpaku saat Daffa memberikan kotak tersebut kemudian meninggalkan kamar mereka tanpa sepatah kata pun.

Casey melirik kearah kotak yang berisi tespek dan sebuah foto USG calon anak mereka yang dia dapatkan saat mengunjungi dokter tadi siang.

"Apa yang salah?"

*
*
*

Casey turun melewati tangga dengan pelan saat mendengar suara mobil milik Daffa yang baru saja datang. Matanya menatap kedepan dengan ekspresi tidak bisa dijelaskan, gadis itu melangkah mendekat kemudian mendorong kuat tubuh seorang wanita yang merangkul Daffa.

"Apa maksud anda?"

Casey menatap wanita itu dengan wajah kesal, "Lancang sekali anda menyentuh suami saya!"

Wanita itu berdiri kemudian menunjuk kearah Casey dengan wajah remeh, "Pantas saja pria ini pergi ke club, lihatlah dirimu-" wanita itu menatap Casey dari atas sampai bawah kemudian berdecak, "- tidak ada yang menarik sama sekali!"

"Ah ya, aku menyukai rasa bibir suamimu." ucap wanita itu dengan senyum miring.

Casey melotot marah, "PERGI DARI SINI SEBELUM AKU MEMBUNUHMU!"

Wanita itu tertawa remeh, "Membunuhku? Perempuan seperti mu pasti tidak akan ber-"

Brak! Casey amarah yang sudah tidak bisa dijelaskan melempar sebuah guci yang terletak dekat kearah wanita itu dengan kencang tanpa memedulikan akan terkena tubuh wanita itu.

Wanita itu terkejut melihat keberanian Casey, wanita itu menatap Casey dibalas tatapan dingin dari Casey.

"Pergi."

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang