Casey membeku saat melihat chat milik Daffa, mengapa chat milik pria itu terlihat ambigu? Kenapa seolah-olah pria itu berada disampingnya dan melihat apa saja yang dia lakukan?
Casey menatap sekeliling dengan wajah takut, gadis itu mengusap tengkuknya yang terasa merinding.
"Darimana dia tahu?"
Casey dengan segara membuka kotak makan tersebut kemudian mulai memakannya dengan pelan dan hati hati akibat sebuah pesan dari Daffa cukup membuatnya takut.
Disisi lain, Daffa dengan iPad di tangannya tersenyum tipis saat melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan tingkah menggemaskan Casey. Gadis itu kini tengah memakan makanannya dengan wajah tidak tenang sesekali melihat disekelilingnya seperti mencari sesuatu.
"Pak? ... Pak Daffa!"
Daffa sedikit tersentak saat mendengar suara keras itu, matanya menatap tajam pria yang tengah terlihat memasang wajah takut.
"Maaf pak, saya sudah memanggil anda beberapa kali,"
Pria itu memberikan sebuah berkas perusahaan kepada Daffa, pria itu menatap isi berkas tersebut tanpa ekspresi dan suara. Ruangan itu kembali hening menunggu respon dari atasannya. Daffa mengerutkan keningnya saat melihat sebuah kejanggalan pada berkas tersebut.
"Ini desain yang sangat klasik! Apakah kalian tidak memiliki ide lain?" Daffa membantingnya membuat suasana menjadi kembali tegang.
"Saya ingin kalian membuat desain lainnya, yang sangat menarik! Yang bisa membuat para pembeli tidak ragu untuk membelinya," Daffa menghela nafas berat.
"Saya tidak ingin jika desain kalian hanya segini! Percuma saya menggaji kalian dengan tinggi, jika kalian membuat desain yang tidak sesuai dan juga jika tidak merasa sanggup bisa kalian pergi dan perusahaan ini, masih banyak orang yang ingin berkerja disini!" Daffa berdiri kemudian membenarkan sedikit kemejanya seraya menatap tajam semua orang yang ada disana.
"Gunakan kemampuan kalian dengan baik,"
Daffa dengan emosi yang masih ada keluar dari ruangan meeting meninggalkan para pekerjanya yang terdengar berbisik bisik membicarakan sesuatu.
Daffa membuka ruangannya setelah sampai didepannya. Daffa menatap Casey yang tengah menyantap makanan dengan lahap, sesekali gadis itu melirik kearah ponselnya yang tengah menunjukkan sebuah video dari suatu aplikasi.
Casey tergelak karena video tersebut. Daffa yang mendengarnya merasa emosinya mulai surut tidak seperti tadi yang seperti ingin menghancurkan segalanya.
Daffa berdeham membuat Casey langsung menatap kearah suara, gadis dengan sendok yang masih berada di mulutnya menatap Daffa dengan raut menggemaskan. Daffa yang melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Casey memalingkan wajahnya.
Sial! kenapa dia memasang wajah seperti itu!? batin Daffa kesal.
"Sudah selesai?" tanya Casey setelah selesai meletakkan sendoknya.
Daffa mengangguk seraya menggaruk tengkuknya. "Oh, emm sekarang waktunya kamu makan, bukan? Ini sudah waktu makan siang!"
"Duduk disebelah ku sini," Casey menepuk sofa sisinya membuat Daffa menatapnya secara bergantian kemudian menatap Casey.
Casey yang paham akan hal tersebut pun beranjak dari tempatnya membuat Daffa semakin bingung.
"Sekarang Mas boleh makan, aku nggak akan duduk disana kok!" ucap Casey dengan senyum tipis.
Daffa semakin menatap Casey dengan bingung, batinnya bertanya sepertinya Casey salah paham dengan maksudnya. Daffa menghelan nafas berat kemudian tangannya menarik lengan Casey agar mengikutinya dan duduk disampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Casey [END]
Roman d'amour⚠️ ᴡᴀʀɴɪɴɢ ᴀʀᴇᴀ ᴛᴏxɪᴄ ʀᴇʟᴀᴛɪᴏɴꜱʜɪᴘ!! ⚠️ [Ini adalah aku bukan dia] "Istriku hanya Sasa dan kamu bukan istriku!" Hanya ingin dianggap seperti perempuan lainnya tetapi semua itu terasa sangat sulit untuk Casey Aurellia dapatkan, bukan rasa cinta yang...