“MAS SAKIT HUAAAA!”
“MASS!”
Daffa menengok kearah Casey yang terlihat menahan sakit dengan Dina yang beberapa kali berkata kata penenang untuk Casey.
“Jangan nengok Daffa! Kamu fokus ke jalanan aja, lebih cepat!” bentak Dina saat melihat beberapa kali Daffa menengok dan membuat dirinya kesal.
Daffa mengangguk kemudian mencengkeram erat stir mobil dengan tangan yang bergetar hebat, kini dirinya sangat ketakutan dan harus mengendarai mobil agar sampai di rumah sakit dan Casey akan melahirkan seorang bayi cantik ke dunia ini.
Hilangin fikiran itu Fa! batin Daffa menggeleng pelan.
“Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun karena benturan yang di mengenai perut pasien membuat pendarahan tidak bisa di hindari. Turut berdukacita, ibu dan bayinya tidak bisa terselamatkan.”
“Enggak! Nggak!” gumam Daffa menggeleng cepat dengan dahi yang sudah terpenuhi oleh keringat dingin.
Dina yang dari belakang melihat reaksi yang Daffa berikan mencoba untuk menenangkan dengan tangan yang masih aktif mengelus rambut sang putri.
“Daffa tenang, sekarang kamu tenang dulu.”
“Ma, Daffa takut ...”
Dina mencoba memberikan senyuman saat Daffa menatapnya melalui spion dalam mobil, “Kamu pasti bisa, kamu berdoa untuk Casey, berdoa yang terbaik.”
“Ma, Sasa–”
“Sttuu diam, Itu Sasa bukan Casey, Casey akan tetap baik baik saja setelah melahirkan, dia akan terus sama kamu.” ucap Dina dengan lembut.
“Sekarang kamu mengemudi dengan baik, jangan memikirkan hal lainnnya. Itu nggak penting, oke?” Daffa mengangguk pelan kemudian memfokuskan dirinya pada jalanan.
*
*
*Daffa terus saja berjalan kesana kemari dengan wajah gelisah saat setelah Casey dibawa masuk untuk melakukan proses kelahiran. Pria itu menatap ruang tersebut dengan mata berkaca-kaca, dengan pelan pria itu mengusap air matanya saat mendengar erangan dari dalam.
“Permisi, disini siapa yang menjadi suami dari pasien di dalam?”
Daffa langsung menghampiri dengan cepat, “Sa–saya!”
“Apakah anda ingin menemani proses melahirkan istri anda?”
Daffa menatap Dina yang mengangguk membuat pria itu lantas mengangguk kemudian mengikuti langkah suster tersebut.
Daffa menghentikan langkahnya saat melihat Casey tengah berteriak kesakitan dengan dokter yang terus berkata sesuatu agar proses melahirkan berjalan lancar. Dengan langkah yang tampak ragu serta kaki yang tampak bergetar hebat, Daffa kembali melangkah.
“Mas Daffa ...” lirih Casey menatap sayu kearah sang suami.
Daffa menunduk kemudian mengecup singkat kening Casey, “A–ayo, kamu pasti bisa. Aku akan ada di samping kamu terus! Jangan menyerah!” ucapnya membuat Casey mengangguk pelan.
“Ayo buk, keluarkan tenaganya sudah pembukaan terakhir, ikuti aba aba dari saya ya?” ucap dokter tersebut membuat Casey mengangguk seraya menatap kebawah.
Casey meremas keras tangan Daffa yang dia genggam, wanita itu mengeluarkan erangan keras dengan air mata yang terus meluncur. Daffa yang melihat kesakitan yang Casey berikan langsung memalingkan wajahnya, pria itu tidak sanggup melihatnya.
“ARGH!”
“Ayo buk, terus .. jangan berhenti sampai kepala bayinya keluar! Ayo sedikit lagi!”
Daffa langsung menatap Casey saat genggaman pada tangannya mulai mengendur, “Sayang ...”
KAMU SEDANG MEMBACA
Casey [END]
Romance⚠️ ᴡᴀʀɴɪɴɢ ᴀʀᴇᴀ ᴛᴏxɪᴄ ʀᴇʟᴀᴛɪᴏɴꜱʜɪᴘ!! ⚠️ [Ini adalah aku bukan dia] "Istriku hanya Sasa dan kamu bukan istriku!" Hanya ingin dianggap seperti perempuan lainnya tetapi semua itu terasa sangat sulit untuk Casey Aurellia dapatkan, bukan rasa cinta yang...