|| M E N Y E B A L K A N ||

2K 89 0
                                    

Happy reading!

Satu garis!

“—positif?”

Daffa mengangguk perlahan, “Oh, positif.”

“HAH POSITIF!?” Kedua bola mata Daffa langsung berkeinginan ingin keluar jika sang tuan tidak mencegahnya.

Beberapa kali Daffa menatap alat tersebut dengan senyum lebar serta mata yang terlihat berkaca-kaca, bibirnya kembali terkekeh menahan rasa bahagia. Dengan semangat pria itu menghentakkan kakinya di lantai kemudian bersorak, hatinya terasa senang dan menghangat.

Namun, rasa takut kembali memasuki hatinya, senyum lebar itu kembali berubah menjadi wajah khawatir.

“Enggak! Kali ini jangan lagi, percayakan semua kepada takdir.” gumam Daffa mencoba mengontrol dirinya sendiri.

Cukup dirinya kehilangan Sasa dan merasakan ditinggal oleh Casey.

Daffa tidak ingin kembali ditinggalkan oleh orang yang dia cintai sebanyak tiga kali.

“Cukup aku kehilangan kamu karena kebodohan ku sendiri, kali ini aku tidak akan pernah melakukan kebodohan itu lagi, aku akan menjagamu.”

*
*
*

Mata Daffa membulat saat melihat Casey tengah sibuk mencuci alat dapur yang kotor, pria itu dengan cepat langsung mengambil alih tangan Casey dan membilasnya membuat sang pemilik tangan tersentak dan menatapnya bingung.

“Kamu jangan melakukan apapun, nanti kalau baby  kita kenapa kenapa gimana?” tanya Daffa khawatir.

Casey mengenyit tetapi dalam hati ingin rasanya tertawa melihat ekspresi yang Daffa tujukan.

Jadi pria ini sudah paham

“Ini hanya pekerjaan kecil mas, jangan berlebihan.” ucap Casey mengambil tangannya.

“Kecil? Dengan kamu mencuci semua ini bisa saja matamu terkena sabun kemudian kamu berjalan sempoyongan hingga bisa saja kami terjatuh dan mengakibatkan hal yang tidak diinginkan, bisa saja juga kamu terpele–”

Daffa langsung terbungkam saat Casey meletakkan telunjuknya pada bibir miliknya.

“Diam deh! Kalau ngomong tuh yang baik baik, masa doain aku jatuh sih?” gerutu Casey dengan wajah masam.

Daffa kembali menggenggam tangan Casey kemudian menatap Casey dalam, “Aku cuman takut kamu kenapa kenapa, aku dulu pernah merasakan kehilangan karena suatu kehamilan dan aku takut itu kembali terjadi dalam hidupku.”

Mendengar bisikan lirih Daffa membuat Casey langsung terlihat bersimpati, “Aku bakal baik baik aja kok, kamu nggak perlu khawatir seperti itu.”

“Tapi–”

Casey menggenggam erat tangan Daffa, “Stt, aku yakin aku bakal baik baik saja.”

“Kamu percaya kan?” Daffa mengangguk dengan senyuman.

Daffa melirik dimana masih ada beberapa alat dapur yang masih terlihat kotor, Daffa melepas genggamannya kemudian mengarahkan Casey untuk duduk di meja makan yang terletak tak jauh dari sana.

“Sekarang kamu duduk disini aja, biar aku yang menyelesaikannya dan aku akan membuatkan makan siang.” ucap Daffa kemudian melangkah menuju wastafel.

“Masak biar aku aja,” ucap Casey kemudian berdiri.

Daffa menengok saat melihat pergerakan Casey dengan tatapan tajam pria itu berkata, “Duduk, lihat saja, jangan melakukan apapun.” peringat Daffa membuat Casey mengangguk pasrah dan terduduk kembali.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang