|| E S K R I M D U R I A N ||

1.5K 96 0
                                    

Terimakasih atas 2knya:)
Happy reading!!

Daffa kini terheran heran dengan tingkah Casey yang tampak sangat berbeda dari hari hari sebelumnya bahkan dirinya tidak pernah melihat Casey seperti ini setelah mengenal seorang Casey.

Bagaimana tidak? Casey yang biasanya hanya makan satu porsi kini gadis itu meminta dirinya untuk membelikan beberapa jenis makanan yang akan dia makan secara langsung dan secara bersamaan. Bukan masalah keuangan namun hanya aneh saja jika Casey menginginkannya.

Dimana sosok Casey yang sangat hemat?

Daffa menggeleng pelan, dirinya hanya bisa bernafas lega saat melihat sebuah rumah makan Padang karena inilah makanan terakhir yang Casey inginkan kepadanya.

“Permisi pak, saya pesan satu porsi nasi Padang lengkap di bungkus,” ucap Daffa kepada seorang pegawai di rumah Padang itu.

Daffa mengambil ponselnya saat pegawai itu sudah pergi, matanya membulat sempurna saat melihat pesan yang ditunjukkan oleh Casey.

Casey
Mas aku pingin otak sapi, tapi kamu yang makan:(

You
Aku yang makan?
Sayang ... kamu tau kan aku
nggak akan suka.

Casey
Oh, oke
ydh ga jadi.

You
Kamu marah?
sayang?
hei, Casey?
Read

Daffa yang meletakkan ponselnya di telinganya dengan mata yang menatap sekeliling dengan wajah gelisah. Pria itu berdecak kesal saat lagi dan lagi telfonnya di tolak oleh Casey, bahkan kini gadis itu mematikan ponselnya.

Daffa langsung berdiri saat seorang pria paruh baya membawakan pesanannya, “Ini pak ... terimakasih.”

“Tapi sisa kem–”

Daffa menggeleng pelan, “Buat bapak aja, saya permisi.” Daffa langsung berlari meninggalkan rumah Padang dan menuju rumah untuk memeriksa keadaan Casey sekarang.

*
*
*

“Sayang, aku pulang.”

Daffa membeku saat melihat tubuh Casey yang tertutup oleh selimut, gadis itu menutup hampir seluruh badannya. Daffa sayup sayup mendengar suara Isak tangis, dengan langkah pelan pria itu mendekati kemudian duduk disamping ranjang yang mengarah langsung ke posisi Casey.

Jika dirinya merangkak ke ranjang, otomatis dirinya akan menyebar kuman yang baru saja dia bawa dari luar dan itu tidak baik.

“Sayang,”

Daffa mencoba untuk membuka selimut namun sesuatu menghalanginya membuat Daffa tersenyum tipis.

“Hei, maaf ya?”

“Buka dong selimutnya, aku mau lihat wajah kamu.”

Daffa dengan pelan namun dengan tenaga ekstra mengambil selimut itu agar tidak menutupi wajah Casey. Daffa menghela nafas berat saat melihat Casey tengah memejamkan matanya dengan wajah basah akan air mata.

Daffa dengan lembut mengusap pipi Casey kemudian membenarkan letak beberapa helai rambut Casey yang menutupi wajah gadis itu.

Daffa tersenyum gemas saat melihat Casey menghirup udara dengan hidungnya yang memerah, gadis itu masih enggan membuka mata.

“Buka yuk matanya, aku udah beliin apa yang kamu mau. Aku juga beli otak sapi seperti apa yang kamu minta dan ... aku yang akan memakannya.” ucap Daffa tampak ragu diakhiri ucapan.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang