Casey memakan nasi bakar miliknya dengan kekahan kecil saat Viola mengatakan sesuatu. Gadis itu tampak antusias saat mengatakan hal hal tentang orang lain- sebut saja kini mereka sedang meng-ghibah.
"Kemarin Alfin nyariin lo!"
Casey menyedot es teh miliknya seraya menatap Viola dengan wajah heran, "Buat apa dia nyari gue? Tapi tadi gue ketemu dia, dia nggak ngomong apa apa, seperti biasa aja."
Viola mengangkat bahu acuh, "Mana gue tahu, dia cuman cari lo doang tanpa ngasih gue tujuan dia cari lo!"
"Eh bay the way, gue rasa dia ada rasa sama lo! Ya gimana ya, orang dia tuh kek kelihatan banget perhatian sama lo, dia kelihatan banget cari perhatian lo, ah semuanya tentang lo dia berlebihan banget!" Casey tersedak saat mendengar penuturan Viola.
"Jangan ngawur! Mana mungkin, gila lo!"
"Gue nggak ngawur, Case! Bahkan gue yakin orang nggak kenal kalian pun tahu kalau Alfin lihat lo dengan tatapan tulus, tatapan cinta!" ucap Viola kekeh dengan firasatnya.
Casey menghela nafas panjang, "Kalau pun iya, itu hal yang salah, gue disini sudah punya hubungan dengan pria lain, gue udah nikah."
"Tapi nggak bahagia kan?"
Casey menatap Viola dengan wajah tidak suka, tangan gadis itu mengepal seraya menatap tajam Viola. "Jangan ngawur, disini gue ... gue bahagia!"
Viola tertawa sinis, "Bahkan untuk berbohong aja lo masih gugup, percuma Casey!"
Casey memalingkan wajahnya enggan menatap Viola, "Gue nggak bohong sama sekali- gue bahagia, Vio! Gue bahagia, gue bahagia dengan adanya pernikahan ini! Ya, gue bahagia!"
"Gue bahagia," Viola berpindah disamping tubuh Viola, gadis itu mengelus punggung Casey kemudian mendekapnya.
"Gue bahagia, Vio! Gue bahagia, Mas Daffa nggak pernah bentak gue, dia nggak pernah marahin gue, dia nggak pernah kasar sama gue bahkan dia nggak pernah bandingin gue sama wanita lain. Dia baik banget sama gue, sampai sampai gue susah buat ninggalin dia, gue sayang, gue cinta sama dia!"
"Gue nggak pingin pergi, gu-!"
Menahan tangis dikala ada seseorang yang siap mendengar keluh kesah kita memang sulit. Akhirnya air mata Casey tumpah hanya karena usapan hangat yang diberikan oleh Viola, gadis itu terus bergumam kata kata penenang untuk Casey.
"Vio, gue pingin bahagia ..." lirihnya menyembunyikan wajahnya di bahu Viola.
Viola menatap sekeliling untung saja tempat makan ini cukup sepi jadi tidak terlalu menganggu akibat tangisan milik Casey, hanya ada satu orang yang tidak jauh dari tempat mereka tengah memainkan ponselnya dengan minuman di depannya.
"Lepasin dia, Case! Dia hanya bisa buat lo menderita, udah cukup dua bulan ini, udah cukup buat lo sakit hati!"
Viola melepaskan pelukan mereka kemudian menatap Casey yang terlihat menunduk karena malu, dia menangis dihadapan Viola karena untuk pertama kalinya dia menangis dihadapan orang lain selain Daffa, karena pria itu sangat sering melihatnya menangis karena ulahnya.
"Tap-"
"Buat apa lo perjuangin orang yang masih terjebak dalam masa lalu? buat apa? Gue yakin dengan ucapan lo tadi nunjukin kalau dia memang masih terjebak sama masa lalunya! Siapa? Mbak Sasa?"
Segalanya Viola tahu tentang kehidupan Casey, dari asal usul Casey yang sebenarnya hingga pernikahan dadakan yang harus Casey alami hanya karena kecerobohan seorang Daffa. Sejujurnya dari awal Viola tidak terlalu menyukai kakak angkat dari Casey, karena Viola tahu jika Daffa sejak dulu tidak pernah menyukai keberadaan Casey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Casey [END]
Romance⚠️ ᴡᴀʀɴɪɴɢ ᴀʀᴇᴀ ᴛᴏxɪᴄ ʀᴇʟᴀᴛɪᴏɴꜱʜɪᴘ!! ⚠️ [Ini adalah aku bukan dia] "Istriku hanya Sasa dan kamu bukan istriku!" Hanya ingin dianggap seperti perempuan lainnya tetapi semua itu terasa sangat sulit untuk Casey Aurellia dapatkan, bukan rasa cinta yang...