|| D A H L A H ||

2.1K 97 0
                                    

“Oh, selamat atas kabar gembira ini, saya tunggu undangan nya.” ucap Daffa tersenyum tipis.

“Tentu saja.”

Semua mata langsung tertuju kepada Rafael yang baru saja datang, Rafael menatap Casey dan Daffa secara bergantian. Pria itu terlihat penasaran dengan apa yang terjadi.

“Saya tidak menyangka anda akan segara menikah pak Rafael!” ucap Daffa membuat Rafael menatap bingung.

“Ah ya!” sahut Rafael mengangguk angguk.

Casey kembali berharap jika Daffa menatapnya tetapi pria itu tidak kunjung juga menatap kearahnya dan itu membuat perasaan aneh langsung muncul di hati Casey, perasaan yang sudah lama tidak Casey rasakan.

Acuh dan tidak dianggap.

Casey benci ketika itu semua kembali terjadi kepadanya.

Casey bergeser sedikit badannya agar mendekati Daffa, dengan berani Casey mengelus tangan Daffa membuat pria itu terlihat menegang kemudian kembali memperlihatkan ekspresi biasa saja.

“Saya sepertinya tidak bisa berlama lama disini, saya permisi terlebih dahulu, selamat atas anniversary nya!” ucap Daffa tersenyum tipis.

“Terima kasih atas kehadirannya nak Daffa,”  Daffa hanya mengangguk pelan.

“Permisi pak Rafael ..”

Deg! Casey terbeku saat Daffa dengan keras menepis tangannya, Casey memandang punggung Daffa dengan wajah gelisah. Tangan wanita itu terkepal dan terus menatap kearah Daffa tanpa berkedip. Melihat reaksi Casey, Rafael dilanda rasa penasaran, apa yang terjadi pada keduanya dan apakah keduanya memiliki suatu hubungan yang dirinya tidak ketahui.

“Case ..”

“Maaf semua seperti saya tidak bisa berlama lama, saya permisi.” Casey langsung melengos berlari tanpa memedulikan tanggapan yang mereka semua berikan kepadanya.

“Casey!” teriak ibu Rafael saat melihat Casey berlari kencang seolah mengejar sesuatu.

*
*
*

Casey menatap sekeliling, wajah wanita itu terlihat memucat. Dengan langkah cepat Casey berlari menghampiri seseorang yang sejak tadi dia cari, dengan cepat Casey memeluknya dari belakang dan dapat Casey rasakan jika tubuh pria itu menegang karena sentuhannya.

“Maaf,”

Daffa sedikit demi sedikit melepaskan pelukan itu, pria itu membalikkan badannya kemudian menatap Casey dengan senyum tipis.

“Bukan salah kamu, mungkin ini memang yang terbaik untuk kita. Kamu berhak mendapatkan seseorang yang lebih baik dari aku dan bisa buat kamu bahagia tanpa adanya rasa sakit.” ucap Daffa dengan senyum tipis.

Casey menggeleng pelan dengan air mata yang meluncur, “Kamu salah paham ..” lirih Casey.

Daffa ingin menjawab tetapi matanya secara tidak sengaja menatap Rafael dari depan yang memandang dirinya dan Casey dengan pandangan datar. Perlahan Daffa mulai melepaskan pelukan Casey membuat wanita itu menatapnya bingung.

“Terimakasih, aku doain kamu ba–”

Daffa membulatkan matanya saat Casey dengan cepat membungkam mulutnya dengan bibir wanita itu. Casey dengan perasaan gelisah, panik dan bersalah sadar melakukan hal ini, wanita itu muak dengan Daffa yang selalu berkata hal yang tidak benar dan hal yang bohong.

Beberapa menit berlalu Casey mencium Daffa tanpa balasan ataupun perlawanan, sedikit demi sedikit melepaskannya kemudian menatap manik mata Daffa dengan perasaan campur aduk.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang