|| A L F I N ||

1.7K 95 1
                                    

Bantu 2k please hiks:(

Happy reading

Pria berpenampilan kekinian itu berjalan dengan setangkai bunga ditangannya, pria itu tersenyum tipis saat melihat bunga mawar di genggamnya.

“Bunga cantik untuk si cantik,”

Alfin– pria itu berjalan menelusuri area kampus karena hanya di tempat ini dirinya bisa melihat gadis itu. Gadis yang mungkin telah mengisi hatinya?

Huh! Ternyata takdir cinta serumit ini, dirinya kira dia mencintai sosok Casey namun ternyata hanya sebuah rasa kagum yang membuat dirinya berfikir bahwa dirinya mencintai Casey.

Ternyata tidak, gadis dengan rambut tergerai di ujung sanalah yang menjadi pemenang atas hatinya.

Melangkah lebih cepat sebelum akhirnya dirinya berdiri dibelakang gadis itu, menepuk pundak gadis itu sebelum gadis tersebut berbalik.

Alfin tampak gugup saat gadis itu memberikan tatapan intens kepadanya, dengan wajah datar, Alfin sedikit memberikan senyum terbaiknya.

“Vio ..”

“G–gue punya bunga buat lo.” Viola menerima bunga pemberian Alfin dengan raut wajah datar.

Viola sedikit memiringkan kepalanya menatap sekeliling kemudian membenarkan posisinya sebelum kembali menatap Alfin.

“Makasih,”

Alfin tersenyum tipis, “Gue ma–”

“Nggak!”

Alfin merubah raut wajahnya menjadi masam, “Ini salah Vio ... sadar!”

Viola menundukkan kepalanya menatap sepatunya, “Gue nggak bisa bohong, Alfin.”

“Gue tau ini menjijikkan tapi gue nggak bisa, gue nggak bisa.” ucap Viola menatap Alfin dengan wajah sendu.

Alfin memegang kedua bahu Viola, “Lo bisa, Lo bisa kalau Lo mau ngelakuin!”

“Jangan sampai dia mandang Lo dengan tatapan– saat tau apa yang Lo rasain.”

Viola mundur hingga kedua tangan Alfin tidak ada di pundaknya lagi, Viola memasang wajah datar dan tatapan dingin kearah Alfin.

“Dia nggak akan tau kalau nggak ada yang nyebarin.” Sedetik kemudian Viola pergi dengan bunga yang ada ditangannya.

Alfin menatap punggung gadis itu dengan wajah datar, mengapa kisah percintaannya tidak pernah mulus? Mengapa pasti akan ada penghalang. Andai saja saat itu dirinya tidak menyatakan perasaannya, andai saja saat itu dirinya tidak menemui Viola, pasti kini dirinya tidak akan mengetahui rahasia gadis itu.

Gadis dengan segala traumanya.

*
*
*

Seminggu setelah kejadian dimana Dina dan Remon berkunjung hubungan Casey dan Daffa semakin dekat dan semakin terlihat seperti sepasang suami-istri seperti umumnya. Keduanya tidak segan segan mengumbar kemesraan di depan umum.

Keduanya kini berada di sebuah taman yang dekat dengan rumah mereka, sebelumnya mereka baru saja melakukan olahraga pagi bersama sama. Sekitar 1 jam keduanya berhenti dan beristirahat di bangku taman yang tergeletak disana.

Casey meneguk air putih yang tadi sebelum duduk mereka beli terlebih dahulu sedangkan Daffa– pria itu bersandar di bahu Casey dengan tangan memeluk pinggang gadis itu.

Posisi yang seharusnya dilakukan secara terbalik. Terlihat bukan Casey yang manja karena kelelahan tapi malah Daffa.

“Panas banget,” keluh Daffa lirih kemudian memejamkan matanya.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang