Casey menatap depan dengan pandangan datar sedangkan Daffa disisinya baru saja masuk ke dalam mobil kemudian menyalahkan tanpa berucap apapun.
Setelah perdebatan hampir 10 menit lamanya akhirnya Casey menyerah dan memilih untuk pergi bersama Daffa.
Casey merasa tidak enak dengan supir taxi itu sehingga memberikan uang lebih sebagai permintaan maaf dan terimakasih.
Casey mengernyit saat melihat arah mereka yang menuju kediaman kembali. Gadis itu menatap Daffa yang tengah membelokkan stir mobilnya kearah kanan kemudian melanjutkan perjalanan seperti awal, dengan kecepatan rata-rata.
"Kok pulang? Aku mau kuliah loh Mas!" ucap Casey yang tidak kunjung mendapatkan jawaban.
"Mas?" Casey kesal melihat Daffa yang mengacuhkannya.
"Mas!"
"Diam, saya lagi marah." Casey terdiam karena tercengang dengan ucapan Daffa.
Memilih untuk mengikuti mau Daffa, akhirnya Casey menyandarkan punggungnya di kursi, menghela nafas panjang seraya menatap depan dengan tatapan lelah.
"Kamu nggak ada niatan buat minta maaf sama aku?" ucap Daffa cetus.
Casey melirik sejenak, "Buat apa? Aku nggak salah apa apa kok!"
"Dih, nggak ngaku. Iya deh, nggak salah, nggak salah nggak bangunin suaminya, nggak salah nggak nyiapin keperluan suaminya, nggak salah nggak izin sama suaminya, nggak salah semuanya! Aku yang salah." Daffa mencetus dengan wajah masam.
Casey menahan senyum saat Daffa dengan lantang mengucapkan suami berarti masih ada harapan kan? Bahkan harapan besar.
"Aku kan lagi buru buru!" ucap Casey mengelak.
Daffa melirik sekilas Casey dengan geram, "Emang aku orang bodoh yang nggak tau, jadwal jadwal anak kuliah! Aku juga pernah kuliah kalau kamu lupa."
"Kalau salah itu diakui, nggak malah ngelak." ucap Daffa dengan wajah kesal.
Casey mengulum bibirnya saat melihat tingkah Daffa yang seperti seseorang tengah ngambek. Terlihat sangat lucu dan imut.
Yang sebelumnya Casey ingin menjauhi Daffa kini berganti Casey ingin semakin mendekati Daffa dan mencubit pipi Daffa karena gemas akan tingkahnya.
"Iya, iya, aku salah. Aku minta maaf,"
Daffa berdecak, "Kalau nggak niat, nggak usah."
Casey dibuat tercengang dengan ucapan Daffa yang masih saja mempersalahkan dirinya dalam keadaan ini.
Casey membalikkan tubuhnya menatap Daffa dengan wajah kesal, "Aku kan udah minta maaf, Mas! Masa masih salah aja si!"
"Udah ikhlas juga kok!"
Daffa bungkam, enggan berkomentar. Matanya masih fokus ke depan dengan wajah masam yang sangat terlihat. Casey yang merasa diacuhkan akhirnya kembali ke posisi semula.
"Nggak ada effort banget," gumam Daffa membuat Casey menggenggam tangan dengan erat, menahan kesal.
Casey membalikkan badannya, menatap Daffa dengan wajah manis. Tangannya langsung mencengkeram erat lengan Daffa membuat Daffa melirik sejenak lengannya lalu wajah Casey.
"Mau apa?" Daffa menghentikan mobilnya saat lampu merah menyala.
"Kamu tau nggak si mas-" Daffa menggeleng pelan, menunggu terusan dari Casey.
"-KAMU NGESELIN BANGET!"
"Sebel ih!"
*
*
*Daffa dan Casey bungkam dengan mangkuk mereka masing masing, kini keduanya tengah berada di sebuah taman yang berada tidak jauh dari rumah mereka. Keduanya memutuskan-ah hanya Daffa yang memutuskan untuk lebih memilih sarapan dengan bubur ayam yang terkenal enak di taman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Casey [END]
Romansa⚠️ ᴡᴀʀɴɪɴɢ ᴀʀᴇᴀ ᴛᴏxɪᴄ ʀᴇʟᴀᴛɪᴏɴꜱʜɪᴘ!! ⚠️ [Ini adalah aku bukan dia] "Istriku hanya Sasa dan kamu bukan istriku!" Hanya ingin dianggap seperti perempuan lainnya tetapi semua itu terasa sangat sulit untuk Casey Aurellia dapatkan, bukan rasa cinta yang...