|| H A L O O M! ||

2.4K 93 3
                                    

Aku mau tanya boleh gak?
Mengenai alur yang aku buat apakah ada yang bingung, maksudnya bingung gitu sama alurnya atau kurang jelas?
Mohon jawab ya bagi yang emang bingung sama alurnya dan dimana alur yang menurut kmu itu membingungkan, terimakasih!!

Btw happy reading!!

Sejak awal pertemuan Daffa selalu melihat kearah wanita yang saat ini tengah menjelaskan sesuatu, entah mengapa wanita itu memiliki daya tarik tersendiri.

Daffa semakin menatap intens saat matanya bertabrakan dengan mata wanita itu, entahlah ini hanya dia yang merasa atau memang benar adanya, wanita itu seperti malu saat dirinya menatapnya dan selalu ingin menghindari tatapannya.

Wanita itu terus berbicara menjelaskan dengan nada sedikit gugup setelah Daffa dan wanita itu saling tatapan.

"Ada yang ingin dipertanyakan? Atau berpendapat?" tanya Casey dengan senyum ramah menatap sekeliling.

Deg! Daffa membeku saat mendengar suara wanita itu, suara itu tidak asing di pendengarnya, suara yang sangat Daffa rindukan. Entah mengapa suara itu terlontar secara tidak sengaja atau apapun, wanita di hadapannya itu seolah langsung mengontrol sesuatu dengan berdeham.

"Seberapa yakin anda mengenai letak pembangunan yang sudah tersusun, apakah letak bangun itu akan menjadi daya tarik pengunjung sehingga membuat mereka banyak yang berkunjung?" tanya Daffa menarik alisnya, Casey mengumpat kesal mengapa harus Daffa yang bertanya.

Casey dengan ekspresi tegang menatap Daffa kali ini benar benar menatap, Casey sadar jika dirinya terus menghindar maka akan membuat kecurigaan tersendiri.

Casey mulai menjelaskan dan sesekali melihat catatannya, beberapa kali tangannya bergerak seiring penjelasan yang dia ucapkan, Casey mencoba untuk mengucapkan dengan jelas dan tegas agar Daffa paham dan tidak bertanya lagi.

"-karena titik pusat bangunan yang terletak di pinggir jalan besar akan membuat para pengendara lebih bisa untuk bersinggah atau ..."

Daffa slide

Daffa menatap wanita itu dengan tatapan dalam seolah mencari sesuatu dari manik mata wanita itu, Daffa tahu dirinya tidak sebodoh itu sehingga tidak mengenali kaca mata yang wanita itu pakai bukan kacamata khusus, ataukah wanita itu ingin berpenampilan berbeda?

Daffa menarik sudut bibirnya saat memikirkan sesuatu, mungkinkah ada yang aneh dengan wanita ini?

Wanita itu sangat sangat mengingatkan dia dengan seseorang, jika ini benar benar faktor rindu tidak mungkin terjadi berkali kali atau memang mereka memiliki kemiripan yang sama? Jika kacamata itu lepas, mata abu abu itu di hilangkan dan lipstik merah itu dihapus-

"Bagaimana masih ada yang kurang jelas dengan penjelasan yang saya lontarkan?" tanya Casey menatap semuanya.

Casey menatap Daffa yang bersandar di kursi serta menatap kearahnya tapi tatapan pria itu seolah tengah memikirkan sesuatu, "Pak Daffa?"

Daffa menarik alisnya kemudian membenarkan posisinya, "Iya?"

"Ada yang ingin anda tanyakan kembali?"

"Saya rasa cukup, meeting kali ini sesuai apa yang saya inginkan. Terimakasih atas penjelasannya." Casey tersenyum tipis kemudian duduk kembali.

Rafael tersenyum manis kemudian berbisik, "Lagi lagi karena mu, Aurel!" Casey tersenyum tipis.

Rafael berdiri diikuti Daffa, keduanya saling tatap kemudian saling mengulurkan tangannya, "Terimakasih atas waktunya, saya amat senang dengan kerjasama kita."

"Terimakasih juga, tidak salah saya memilih anda sebagai partner saya dalam bisnis yang kita kelola." sahut Daffa tersenyum tipis kemudian melepaskannya.

Casey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang