Part 2 - Dicecar

85 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore hari,

Mona muncul di ambang pintu klinik. Roy yang baru saja menyelesaikan laporan harian, menyambutnya dengan senyum super lebar.

"Mas Kala mana?" tanya Mona.

Roy lantas memberitahukan bahwa kakak sepupunya itu sedang berada di kamarnya. "Masih ngerem di kamar. Langsung ke atas aja."

"Gue izin ke atas ya, Mas."

"Yoi. Eh, tunggu... tunggu... Lupa gue kasih tahu lo. Sepupu lo ternyata beneran ketemu Sea tadi pagi," seru Roy menggebu-gebu menceritakan perihal kabar baik itu.

"Demi apa lo, Mas?" balas Mona tak percaya.

"Serius. Tadi Kala sendiri yang kasih tahu. Tapi dia belum sempat cerita panjang lebar soalnya gue mesti ngurusin pasien."

"Ya udah. Gue sekalian mau kepo, ah. Gue ke atas ya." Mona langsung menaiki anak tangga dengan cepat.

"Mas Kalaaaaa..." Mona mendorong pintu kamar Kala tanpa mengetuk.

Kala menoleh ke arah pintu kamarnya. "Kebiasaan. Ketuk dulu kali, Mon."

"Maaf-maaf."

"Mas Kala kok nggak bilang-bilang kalau mau pulang lebih awal," protes Mona kesal.

Kala yang kebetulan sedang mengambil makanan siap saji dari microwave cuma bisa tersenyum melihat muka kecut Mona yang baru datang itu.

"Sengaja. Mau kasih kejutan buat elo."

"Ck! Sok kasih-kasih kejutan. Terus om gimana? Kasihan tahu ditinggalin."

"Lo nggak kasihan sama gue?" keluh Kala yang juga merasa patut untuk dikasihani.

"Kasihan untuk apa?" tanya Mona pura-pura tak mengerti.

"Parah. Kakak sepupu lo ini kepikiran tahu sama nasib percintaannya yang masih abu-abu."

"Dih, itu mah derita lo. Lagian galau melulu. Katanya mau sabar menunggu."

"Ya, gue kan cuma ikutin kata hati aja, Mon. Dari pada tetap memaksa diri di sana. Tapi pikiran gue adanya di sini."

"Emang ya lo suka kadang-kadang. Awas ya sampai sini galau lagi."

Kala hanya bisa terbahak, "Ini bukan galau. Ini berprinsip. Gue mau kejar calon jodoh gue. Takut keburu disambar orang."

"Iya, iya... tahu deh yang udah ketemu langsung sama calon jodohnya tadi pagi," goda Mona.

"Kok lo tahu? Sea cerita?" tanya Kala heran.

Mona menggeleng. "Nggak. Nebak aja."

"Bohong. Lo tahu dari mana, nggak?" cecar Kala tidak yakin.

"Hahaha... dari Roy barusan."

Kita dan Takdir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang