Hari minggu adalah hari yang paling ditunggu-tunggu Tante Lisa. Senyum sumringahnya sudah mekar sejak bangun tadi. Ditambah Om Darwin, sang suami juga sudah hadir di tengah-tengah mereka. Mona dan Sea juga sudah mengucapkan selamat ulang tahun, serta memberikan hadiah untuk Tante Lisa saat subuh tadi.
Setelah itu, Mona dan Sea memilih untuk menikmati teh hangat dan roti goreng buatan si Mbok sebagai sarapan di balkon kamar Mona.
Tak lama ketukan dari luar kamar terdengar. "Non Mona, ini Si Mbok."
"Oh masuk aja, Mbok."
Si Mbok muncul dengan tergopoh-gopoh sambil kerepotan membawa dua boks besar.
Sea langsung mengambil alih kedua boks itu seraya membantu Si Mbok.
Mona ikutan mendekat. "Ini apaan, Mbok?" tanya Mona heran.
"Itu dari nyonya, Non. Katanya untuk Non Mona dan Non Sea. Disuruh pakai untuk acara nanti. Mbok keluar pamit keluar ya."
"Makasih ya, Mbok."
Mona segera membuka salah satu boks tersebut yang bertuliskan namanya lalu mengambil isinya. Sebuah gaun berwarna rosy brown terjuntai hingga ke lantai. Hah? Gaun? batin Mona kaget.
"Ini nggak salah nyokap gue siapin gaun?" Mona melongo lalu mengernyitkan kening. "Eh, Mbak cepetan buka punya lo. Penasaran gue," suruh Mona.
"Ini serius gue dikasih, Mon?" tanya Sea yang merasa tak yakin karena ikut diberikan sesuatu oleh Tante Lisa.
Mona menjawabnya dengan anggukan walau sedikit ragu.
Sea segera menarik boks yang tertulis namanya. "Kenapa gue juga dikasih?" celetuk Sea ikutan bingung.
Mona mengendikkan bahu, heran. "Buruan buka," seru Mona tak sabaran.
Tak lama sebuah gaun muslimah dengan warna yang sama persis dengan gaun Mona, terhidang di hadapan Sea. Lengkap dengan kerudungnya. "Mon, ini nggak salah? Ini bagus banget lho. Beneran dikasih ke gue? Anaknya Tante Lisa itu kan elo doang?" Sea masih menatap gaun itu dengan takjub. Bahkan ukurannya pun bisa tepat sesuai tubuhnya.
Mona merangkul Sea dengan tangan kanannya. "Nama lo masih Sea kan, Mbak?" balas Mona yang malas berdebat, "Lo kan bentar lagi juga jadi keluarga besar gue, Mbak. Terima aja."
Sea cuma bisa mengangguk pasrah lalu tersenyum jahil. "Jadi kita disuruh kembaran nih?"
"Hahaha... Iya, kayaknya. Ini mah obsesi terselubung nyokap gue. Pengin punya anak kembar, tapi nggak kesampaian." Mona tergelak. "Pakai ajalah, Mbak. Dari pada yang punya acara ngambek. Hahaha..."
Sea ikutan tertawa mendengar ancaman kocak dari Mona.
***
Ruang tamu Tante Lisa sudah mulai dipadati dengan anak-anak panti asuhan yang memang sengaja diundang untuk menyemarakkan acara syukuran istimewa ini. Ini adalah permintaan khusus Tante Lisa yang ingin berbagi rezeki dan kebahagiaan dengan anak-anak tersebut pada ulang tahunnya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Takdir (TAMAT)
RomanceTentang jiwa-jiwa yang memendam, namun berharap terikat dalam satu ikatan takdir. Tentang sebuah tanya atas nama-nama yang tersebut memang sudah tertulis untuk saling berdampingan? Tentang kekuatan hati yang apakah mampu mematri dalam derasnya kead...