Pegangan kuat-kuat... \(^.^)/ \(^.^)/\(^.^)/
Sudah pukul 6 sore. Langit berubah jingga dan sebagian mulai menggelap. Lampu-lampu jalan sudah mulai menyala. Samudera baru saja keluar gang rumahnya menuju jalan besar dengan sebuah kantong plastik berisi cemilan untuk Sea.
Saat Samudera hendak menyebrang jalan, tiba-tiba seseorang menariknya sekuat tenaga agar kembali ke pinggir jalan. Hingga tak ayal membuat Samudera terjatuh dan meniban orang yang menariknya itu.
Tak lama terdengar suara hantaman kendaraan bermotor menabrak pohon besar. Kejadian itu terjadi hanya dalam hitungan detik. Samudera pun terlihat syok. Karena jika tidak ada yang menariknya tadi, bisa-bisa dirinya yang menjadi korban tabrakan tersebut. Entah bagaimana nasib dirinya.
"Mas nggak apa-apa?" teriak seorang perempuan yang tahu-tahu sudah berjongkok di samping Samudera. Perempuan itu membantunya berdiri.
"Alhamdulillah, saya nggak kenapa-napa. Terima kasih ya." Samudera segera bangkit dan menenangkan diri.
Lalu perempuan itu membantu orang yang tadi menarik Samudera. "Mas Kala nggak apa-apa?"
Samudera spontan menoleh ke orang yang baru saja jadi pahlawannya tadi. Perempuan itu memanggilnya Kala? Apa tidak salah dengar? Tapi masa iya, ini orang yang sama dengan yang Sea maksud. Yang namanya Kala kan banyak. Mungkin perasaannya saja.
"Gue nggak apa-apa." Seseorang bernama Kala itu berangsur bangkit dan membersihkan bajunya. Sempat dilihatnya tangannya terbaret akibat aspal jalanan. Dia juga sempat terlihat menahan perih dari luka itu.
"Ya udah, buruan yuk," ajak perempuan yang bersamanya.
"Bentar. Lo tunggu sini dulu. Gue mau ngecek orang yang nabrak pohon itu. Lo di sini dulu."
"Ya udah, hati-hati," sahut perempuan itu mengingatkan.
Laki-laki dengan nama Kala itu pun segera berlari ke arah pengendara motor yang mengalami kecelakaan tadi.
"Maaf. Masnya beneran nggak kenapa-napa. Saya lihat dari tadi masnya bengong aja." Perempuan itu mengajak Samudera bicara.
"Saya cuma kaget aja. Nyaris saja saya yang ketabrak. Terima kasih ya, Mbak. Saya Samudera." Samudera memperkenalkan diri.
"Iya, sama-sama. Saya Mona, Mas."
Samudera terperanjat. Kala dan Mona? Samudera sangat familiar dengan kedua nama itu dua hari ini.
Ya, memang kenyataannya itu adalah Kala dan Mona yang dikenal baik oleh Sea. Pesawat Kala dan Mona sudah landing di Jogja satu jam lalu yaitu sekitar jam 4 sore. Mereka bergegas mencari taksi online dari bandara menuju hotel yang sudah Mona booking. Hotel itu berada di seberang rumah sakit tempat Sea dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Takdir (TAMAT)
RomanceTentang jiwa-jiwa yang memendam, namun berharap terikat dalam satu ikatan takdir. Tentang sebuah tanya atas nama-nama yang tersebut memang sudah tertulis untuk saling berdampingan? Tentang kekuatan hati yang apakah mampu mematri dalam derasnya kead...