Part 48 - Malam Syahdu

38 2 0
                                    



Seseorang mengejutkan Kala dan Roy yang sedang sibuk memperdebatkan sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang mengejutkan Kala dan Roy yang sedang sibuk memperdebatkan sesuatu. Dengan sorot sinar senter yang berasal dari ponselnya, berhasil mengalihkan fokus kedua laki-laki itu.

"Kalian?" teriak orang itu. Kaget ketika dilihatnya Kala dan Roy ada di hadapannya.

Ditambah sosok lain yang mendadak hadir dari balik punggung orang yang barusan memekik kaget, membuat Kala semakin tidak bisa berkutik. Diam bagai patung.

"Kalian ngapain di sini malam-malam?" tanyanya singkat.

Kala dan Roy langsung kompak membisu. Tak berani buka suara. Sebab alasan mereka berdua ada di sini adalah karena orang-orang yang mendadak muncul di hadapan mereka saat ini.

"Mas Kala... Mas Roy... ngapain ih di sini malam-malam?" teriak Mona kesal karena tak digubris. Ya, orang yang menyorot mereka dengan senter ponsel adalah Mona. Sedangkan, sosok mungil yang berdiri di belakang Mona ialah Sea.

Kala masih terdiam menatap ke arah Sea. Dilihatnya Sea sudah mengenakan baju piyama. Tapi kenapa masih berkeliaran di luar semalam ini?

"Kamu kok di luar, Se? Kok nggak istirahat? Katanya besok ada sidang mahasiswa?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Kala tanpa canggung. Entah kenapa. Dan mata itu lagi-lagi dipenuhi sorot kecemasan.

Sea hanya bisa nyengir kuda. Tak mampu menjawab. Kalau bukan karena tiba-tiba perutnya lapar, tak akan rela ia tinggalkan ranjangnya. Apalagi badannya masih sedikit terasa lelah.

"Sea kelaparan, Mas," sahut Mona terang-terangan.

Sea mendelik ke arah Mona sambil komat-kamit tidak jelas. Bahkan hingga menyikut pinggang Mona pelan. Kesal karena dibocorkan soal laparnya. Betapa malu Sea kini.

"Kamu lapar?" Kala memastikan langsung kepada Sea.

Sea terpaksa mengangguk. Mengakui yang Mona katakan barusan.

Jleb! Kasihan perempuan ini, pikir Kala. Kenapa tadi tidak kepikiran untuk mengajak makan malam dulu? Atau minimal mengirimi makanan lewat layanan pesan antar makanan secara online ke kosannya.

Kala tiba-tiba mendekat ke Roy dan dengan gerakan cepat merangkul leher sahabatnya itu.

"Sama! Kami berdua juga kelaparan. Ini lagi cari tempat buat makan." Kala melempar senyum kepada Sea dan Mona.

Roy yang kaget namanya dibawa-bawa oleh Kala, tak terima. Segera berbisik ke telinga bosnya itu.

"Dih! Bisa banget catut nama gue buat cari muka sama Sea," sahut Roy setengah ngedumel.

Tapi Kala tak merespon omelan itu. Malah mempererat lingkaran lengannya yang nangkring di leher Roy. Nyaris mencekiknya. Roy terbatuk-batuk, lalu meminta Kala melepas cengkraman di lehernya itu dengan menepuk lengan Kala beberapa kali.

Kita dan Takdir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang