Part 18 - Di Balik Jas Putih

41 2 0
                                    

Lebaran sebentar lagiii....

Lagi sibuk persiapan untuk lebaran... tapi jangan lupa luangin waktu untuk baca lanjutan cerita ini ya...

monggo berseluncuuuur para pembacaku tersayang...


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kala sudah bersiap di dalam mobilnya. Tas yang berisi peralatan pemeriksaan dan P3K standar sudah ada di bangku sebelahnya. Tak lupa jas putih dokternya diletakkan di atas tas itu. Mona sudah bawel sejak pagi mengirimi pesan padanya agar jangan sampai terlambat. Mona juga sudah mengingatkan Kala untuk menghubungi Jodi, panitia acara donor darah tersebut.

Sambil menggigit roti sandwich yang dibawakan Roy barusan. Ya, Roy sudah datang dari sebelum subuh agar bisa menggantikan Kala menjaga klinik hari ini. Bukan karena Roy yang hebat bisa bangun sepagi ini, melainkan karena tak bisa tidur memikirkan ucapannya semalam kepada Mona. Ingin rasanya Roy menceritakan perihal ini, tapi mengingat Kala sepupunya Mona. Sama saja bunuh diri.

"Gue titip klinik ya," teriak Kala dari dalam mobil.

Roy yang masih didera rasa kantuk yang hebat, menjawab dengan anggukan dan sebiji jempol yang melayang di udara.

Mobil Kala berlalu dari kliniknya dan meninggalkan Roy yang masih berdiri memeluk pagar klinik dengan mata tertutup. Kala geleng-geleng melihat kelakuan Roy dari balik kaca spion mobilnya.

Kemudian, Kala menghubungi Jodi, "Halo Mas Jodi. Ini saya Dokter Kala. Dokter yang dikirim Mbak Mona untuk membantu acara donor darah di fakultasnya, Mas."

"Oh iya, Dok. Bagaimana? Ada yang bisa saya bantu?" jawab Jodi ramah.

"Cuma mau mengabarkan kalau saya sudah dalam perjalanan ke lokasi ya. Mohon share location ya, Mas. Terima kasih."

"Baik, Dok. Saya segera kirim lokasinya. Kabari saya kalau sudah di parkiran ya, Dok."

"Siap, Mas Jodi."

Kala menutup sambungan telepon barusan dan kembali fokus mengendarai mobilnya menuju lokasi yang dikirim Jodi. Sungguh pagi yang mendebarkan bagi Kala. Hari ini akan jadi hari bersejarah lagi untuknya karena nanti ia akan bertemu dan satu ruangan dengan Sea selama acara donor darah ini berlangsung.

***

Sea melangkah masuk ke ruangan aula yang dipergunakan sebagai tempat untuk acara donor darah. Sudah dilihatnya Jodi tengah mengatur letak posisi meja para tim screening dan ranjang lipat velbed saat prosesi donor darah. Tak lama, Jodi bergerak ke ruang pemeriksaan khusus yang panitia sediakan jika terjadi hal-hal darurat.

"Assalamu'alaikum, Jod." Sea menyapa Jodi setengah berteriak.

Jodi yang mendengar suara dosennya itu langsung bergerak mendekat dan segera membalas sapaan tersebut. "Wa'alaikumsalam, Bu."

Kita dan Takdir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang