Part 54 - Rahasia yang Terkuak

39 2 1
                                    

Mona membuka matanya dan menyadari bahwa dirinya sudah bukan berada di klinik hotel lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mona membuka matanya dan menyadari bahwa dirinya sudah bukan berada di klinik hotel lagi.

Mona kembali mengerjapkan mata, setelah itu mencoba mengedarkan pandangannya. Sepertinya ia sudah ada di ruang rawat rumah sakit. Namun, tak ada seorang pun di sini. Dan pertanyaan yang paling penting adalah sudah berapa lama dirinya tak sadarkan diri?

Tak lama, Icha muncul dari dalam kamar mandi. "Alhamdulillah, Mbak Mona akhirnya bangun juga." Icha langsung menghampiri dengan ekspresi wajah sungguh lega. Lega karena mendapati atasannya itu sudah siuman.

"Gue di mana, Cha?" tanya Mona dengan suara serak sambil memegang sudut bibirnya yang terasa nyeri. Lalu tersadar tangannya sudah menggunakan alat penyangga bahu. "Gue pingsan ya? Berapa lama?"

"Di rumah sakit. Tadi calon suami lo minta dokter klinik hotel kirim lo ke sini. Lo tadi pingsan, Mba. Kira-kira sekitar dua jam deh. Ini aja lo baru dipindahin ke ruang rawat."

"Calon suami?" Kening Mona berkerut.

Icha tampak heran dengan ucapan Mona. "Mbaaak, lo nggak amnesia, kan? Masa lo lupa sama calon suami lo?!"

Mendengar ucapan Icha yang nampaknya serius, Mona juga ikutan terheran-heran. Memang sejak kapan dirinya punya calon suami?

"Itu lho mbak... Cowok yang nolongin lo pas di ballroom. Calon suami lo keren banget, Mbak. Dia bikin cowok mabuk itu terkapar tak berdaya. Pokoknya, lo beruntung banget deh punya calon suami yang benar-benar sayang banget sama lo. Udah gitu dokter pula. Huaaaa... So envy gue, Mbak. Asli."

Mona terbelalak saat Icha mendeskripsikan calon suaminya. Bukankah yang dijelaskan itu adalah ciri-ciri Roy?

"Sekarang dia di mana?" Tatapan mata Mona mendadak kosong setelah itu. Bingung karena tak mengerti apa yang sebenarnya Roy lakukan.

"Lagi keluar dulu sebentar untuk ketemu sama dokter yang nanganin lo."

Mona manggut-manggut. Mona belum berniat untuk membantah perihal calon suami itu sekarang pada Icha. Pasti gosip itu sudah beredar luas ke rekan-rekan kerjanya.

"Cha, lo better balik lagi ke hotel untuk bantuin Ivan dan yang lainnya. Terus minta tolong PIC lain gantiin gue handle acaranya Mbak Rachel besok."

"Urusan kerjaan, lo tenang aja. Aman, Mbak. Bos tadi yang turun tangan langsung. Nggak usah lo pikirin lagi. Fokus aja sama kesehatan lo. Salam dari bos. Oh iya, salam juga dari Mbak Rachel. Dia minta maaf katanya gara-gara saudaranya itu, lo jadi begini. Mbak Rachel juga bilang akan bertanggung jawab atas semua biaya perawatan lo. Nanti tinggal reimburse ke dia."

Mona sedikit bernafas lega. Setidaknya acara kliennya tetap akan berjalan sesuai rencananya meski sempat kacau tadi.

"Lo balik ke hotel aja, Cha. Gue nggak apa-apa lo tinggal. Kan, ada yang tungguin gue ini."

Kita dan Takdir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang