Part 53 - Pengakuan Sepihak

39 5 1
                                    

Roy memasuki lobi hotel untuk segera menemui Dokter Hadi nanti di ruang tunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roy memasuki lobi hotel untuk segera menemui Dokter Hadi nanti di ruang tunggu. Kemudian, berdiri di satu tempat, menunggu Dokter Hadi yang ternyata belum datang. Roy bisa melihat beberapa orang yang sedang keluar masuk ke ballroom hotel tersebut. Sepertinya sedang loading barang untuk acara yang akan diselenggarakan. Entah acara apa dan kapan.

Tak lama, Dokter Hadi muncul dari dalam lift dan langsung menghampiri Roy.

"Assalamu'alaikum," sapa Dokter Hadi begitu melihat Roy.

Roy segera bangkit dan menghampiri Dokter Hadi untuk berjabat tangan. "Wa'alaikumussalam. Apa kabar, Dok? Lama tak bertemu. Semoga masih kenal saya."

Rupanya Dokter Hadi adalah Dokter Spesialis Obgyn di sebuah rumah sakit di Semarang, tempat Roy dulu menjalani program koasnya pada stase kebidanan dan kandungan. Dan Dokter Hadi merupakan dokter senior yang paling berpengaruh pada stase tersebut.

"Alhamdulillah baik. Nggak akan lupa saya sama dokter-dokter tengil macam Dokter Roy. Hahaha..."

"Hahaha... Alhamdulillah kalau masih diingat."

"Gimana-gimana? Apa yang bisa saya bantu? Eh, silahkan duduk, Dokter Roy."

"Makasih, Dok." Roy segera duduk menyusul Dokter Hadi yang langsung duduk barusan.

Roy langsung menyampaikan mandat dari Kala sembari memberikan berkas titipannya.

"Iya, udah lama Dokter Kala minta saya isi penyuluhan di kliniknya. Sayangnya jadwal saya full sekali dari kemarin. Terpaksa batal janji ketemuan yang lalu. Alhamdulillah kali ini bisa meski dibarengi pas jadwal liburan. Jadi rencananya selasa depan penyuluhannya?"

"Iya, Dok. Kalau dokter oke. Kami langsung bergerak sosialisasi ke warga sekitar dan juga para ibu-ibu pkk yang ada di dekat klinik kami."

"Jam berapa? Jangan terlalu pagi, karena target kalian itu ibu-ibu."

"Jam 10 rencananya."

"Oke, saya bawa ini ya untuk saya pelajari. Biar saya bisa menyesuaikan materi presentasinya dengan kebutuhan penyuluhan klinik kalian."

"Siap. Teri____" Roy kaget hingga menghentikan omongannya.

Braaaak!!!!

Tiba-tiba terdengar keributan dari arah ballroom. Segera Roy dan Dokter Hadi menoleh ke asal suara.

"Apa itu?" lanjut Roy pada Dokter Hadi.

"Kayak ada yang jatuh?" sahut Dokter Hadi.

"Iya, kayaknya juga ada yang ribut-ribut di dalam," ucap Roy yang mengiyakan dugaan Dokter Hadi.

Seorang perempuan berkaos hitam yang dipunggungnya bertuliskan 'CREW', keluar untuk menelepon penanggung-jawabnya. "Mbak bisa balik ke ballroom dulu nggak? Ada trouble maker di sini. Bantuin gue sama Ivan dong. Anak-anak yang lain lagi balik untuk ambil barang-barang di kantor soalnya. Kewalahan nih kita."

Kita dan Takdir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang