58. Have Fun
"Lo mau kemana?" tanya Harvey saat keluar kamar melihat Kevan yang juga sama baru saja keluar dari kamarnya.
"Ayanna diculik," jawab Kevan sembari berjalan melewati Harvey begitu saja.
Harvey mengikuti dari belakang. "Jangan pergi!"
Kevan mengernyitkan dahinya lalu berbalik menatap Harvey yang juga ikut menghentikkan langkahnya. "Gue tau lo benci sama Ayanna, tapi gue gak bisa ngabaiin gitu aja. Ayanna diculik sama musuh geng gue."
Harvey mengetahui hal ini, Kevan bagaimanapun pasti akan tetap pergi. Harvey menghela napas lalu membasahi bibirnya sekilas dan berucap, "take care."
Kevan tersenyum tipis dengan tangannya menepuk sekali pucuk kepala Harvey. "I will," katanya sembari melangkah keluar dari rumah untuk segera pergi menyusul teman-temannya.
Harvey lalu bergegas kembali ke kamar untuk mengambil jaket serta kunci motor sesudah memastikan bahwa Kevan telah pergi meninggalkan kediaman ini. Setelah itu, Harvey mengetuk kamar Thea dengan cepat.
"Thea buruan pake jaket lo!" teriak Harvey dengan keras serta tangan yang semakin cepat mengetuk pintu.
"Kenapa, sih? Gue ngantuk," ucap Thea sesudah membuka kamarnya dengan muka yang menunjukkan bahwa dirinya baru saja bangun tidur.
Harvey memasuki kamar Thea begitu saja hingga matanya menemukan sebuah jaket hitam yang selalu dipakai Thea ketika menjalankan misi. Diambilnya jaket itu dan Harvey lempar ke arah Thea.
"Pake terus ikutin gue," pinta Harvey seraya menarik lengan Thea yang baru saja dirinya menyender pada pintu.
"Woi bentar, gue belum sadar!" seru Thea sembari berjalan cepat dengan sempoyongan karena Harvey yang menariknya.
"Cuci muka gih," suruh Harvey ketika sampai di dapur dan menyuruh Thea untuk cuci muka di wastafel saja.
"Awas lo ya!" ancam Thea dan menuruti perintah Harvey untuk mencuci mukanya. Mengambil tisu supaya air dari mukanya tidak membasahi bajunya.
"Mau kemana?" tanya Thea ketika sudah selesai mencuci muka dan menghampiri Harvey yang nampak gelisah di tempatnya.
"Kevan dalam bahaya," keluh Harvey membuat Thea membulatkan matanya, seketika Thea merasa segar dan tidak mengantuk lagi.
"Kevan ngapain?" Thea bertanya dengan mata yang panik.
Harvey menghela napas. "Ayanna diculik musuh LC, lo tau sendiri mereka pasti tengkar dan gue yakin kali ini Kevan bakal masuk rumah sakit. Lo juga tau kalau firasat gue gak pernah salah."
Thea mendengarkan penjelasan Harvey dengan kuping yang terbuka sepenuhnya. Thea mengangguk paham. "Ayo!"
Harvey dan Thea pun bergegas menyusul Kevan. Mereka berdua takut jika firasat Harvey benar meskipun itu benar karena dituliskan dalam novel bahwa Kevan akan menjadi korban dalam penyelamatan kali ini.
Harvey mengendarai motor dengan mengebut, Thea memeluk Harvey erat, tentunya karena ia tak mau mati konyol karena jatuh dari motor.
"Ini di mana?" tanya Thea saat menyadari bahwa jalanan sepi, bahkan lampu saja tak ada sehingga menjadi gelap.
"Tempat Ayanna diculik," jawab Harvey sembari menuntun motornya untuk berjalan lebih jauh dan menuju tempat banyaknya pepohonan.
"Gue ada rencana, lo dengerin gue tanpa protes atau tanya apapun, paham?" ucap Harvey serius dengan menatap Thea yang juga ikut menatap dirinya.
Thea mengangguk, matanya berbinar senang karena akan menjalankan hobinya. "Paham!"
Setelah menyembunyikan motornya di hutan lumayan dalam, Harvey pun mulai menjelaskan rencananya dengan perlahan. Thea sang pendengar merasa senang bahwa malam ini dirinya akan kembali beraksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Figuran? | END
Novela Juvenil⚠️ Warning 18+ | in revision Grace Aradina Diandra adalah seorang mahasiswa yang mengalami transmigrasi ke dalam dunia novel dan menjadi seorang figuran yang namanya hanya disebutkan untuk menjadi pelengkap cerita. Figuran yang menyebalkan dan membu...