Page Twenty Six - Twenty Seven

23.6K 1.5K 61
                                    

HAIIII

Karna ini malming artinya aku update yeayyy!

Page kali ini membuat klian sbagai jmblo akan mnjadi miris hehehehehe. Enjoy yaaa, selamat malming dengan kedua pasangan inii ^^




26-27. A Day with Sean 1/3

Tepat tengah malam Harvey baru saja sampai di mansion Sean dan ia melihat bahwa Sean sedang berdiri dengan menyenderkan tubuhnya pada pintu mansionnya sembari menatap ke arah Harvey yang masih berada di dalam mobil. Setelah menghembuskan napasnya, Harvey keluar dari dalam mobil lalu berjalan memasuki mansion Sean dan mengabaikan Sean yang tengah menatap tajam Harvey.

Sean mengikuti Harvey yang berjalan di depannya. Setelah Harvey duduk di sofa, Sean mengukung Harvey dengan kedua tangannya yang berada di sandaran sofa sembari menatap Harvey.

Harvey pun menjadi salah tingkah, tapi ia berhasil menutupinya dengan balas menatap Sean.

"Saya bilang pulang, tapi jangan mengebut, Grace," tegur Sean meredam amarahnya.

"Biar cepet," jawab Harvey tenang.

"Mulai besok jangan pernah menyetir mobil," tegas Sean yang masih menatap Harvey dalam.

Harvey memandang Sean tak suka. "Gak mau!"

"Kamu tidak tau seberapa khawatirnya saya waktu dikasih kabar kalau kamu kebut-kebutan di jalan, hm?" ucap Sean dengan nada rendahnya membuat Harvey merinding sekilas.

"Jika kamu terluka, saya tidak tau akan bagaimana ke depannya," lanjut Sean.

Tangan Harvey terulur untuk memeluk leher Sean dan menaruh dagunya di pundak Sean. Tubuh Sean yang tadi menegang menjadi normal kembali dengan kedua tangan yang masih bertumpu pada sofa.

"I'm okay. Maaf udah bikin lo khawatir, tapi jangan larang gue nyetir. Lain kali gak ngebut," ucap Harvey dengan nada lembut membuat Sean menghembuskan napasnya.

Tau sekali jika Harvey sudah begitu Sean akan melemah. Sean menghela napas lalu membalas pelukan Harvey sembari mengusap punggung Harvey dengan sedikit menunduk.

"Asal janji kamu untuk menginap selalu kamu tepati," bisik Sean rendah membuat Harvey merasakan kedua pipinya memanas karena suara Sean yang menurutnya sangat ... arghhhh, gak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Maksud janji di sini adalah Harvey berjanji setiap malam minggu dirinya akan menginap di mansion Sean atas ijin untuk melihat balap liar tadi.

"Hmm," jawab Harvey bergumam sembari memeluk Sean tak mau melepaskan karena jika ia lepas maka Sean akan tau jika pipinya sedang bersemu merah.

Tubuh Sean sudah terasa pegal karena posisinya sekarang yang sedikit menunduk membuat ia harus menjaga postur tubuhnya supaya Harvey tidak merasa terganggu. Hingga akhirnya, Harvey melepas pelukan setelah dirasa pipinya sudah kembali normal.

Harvey terkekeh pelan. "Sorry, pegel, ya?" Jelas saja Harvey tau jika Sean merasa pegal, posisinya memang sangat sulit untuk dipertahankan, tetapi mengingat orang itu adalah Sean, maka akan menjadi hal yang tidak mustahil.

"Sedikit," ucap Sean lalu duduk di samping Harvey dengan arah duduknya yang mengarah kepada Harvey.

"Tadi gimana?" tanya Sean membuat Harvey mengernyitkan dahinya ikut merubah posisi duduknya menghadap Sean.

Gue Figuran? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang