09. Siraman Fanya
Setelah bel berbunyi dan Ibu Sukijah keluar dari kelas, suasana kembali hidup. Meja Harvey serta Thea segera dikelilingi oleh tiga gadis cantik. Harvey jelas sudah tahu siapa mereka, tapi Thea terlihat kebingungan.
"Btw, mereka dua ini sahabat gue," ucap Xiaoting sambil memperkenalkan kedua sahabatnya.
"Kenalin, nama gue Nakamura Haruka, kalian bisa panggil gue Haruka," ujar seorang gadis berambut dikuncir dua dengan pipi chubby yang terlihat manis.
"Kalau gue Zefanya Auna Grayra, panggil Fanya aja," sahut gadis berambut hitam lurus sepunggung dengan poni di keningnya yang menambah kesan misterius.
"Salam kenal, Haruka, Fanya. Kalian pasti udah tau nama gue sama Avey kan?" tanya Thea disambut anggukan mereka bertiga.
"Nah, sekarang Avey udah gak bully lagi kok, jadi jangan kemakan omongan orang yang gak bener, ya," tambah Thea dengan ekspresi serius, seolah memberi peringatan.
"Lo tenang aja, Ya. Palingan yang bully itu mereka bukan gue," celetuk Harvey sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding dengan santai, wajahnya menghadap ke arah mereka berempat.
"Hah?" Thea yang masih agak bingung menatap Harvey, merasa tidak mengerti apa yang dimaksud.
Xiaoting meringis pelan, seolah mengerti apa yang terjadi. "Bener kok yang diomongin Harvey, soalnya kita juga suka bully anak cupu di sini atau yang deketin crushnya Fanya."
"Kalau Ruka cuma diem aja, gak ikut-ikutan, suer!" ujar Haruka sambil membentuk 'V' dengan kedua tangannya, menunjukkan bahwa dia tidak terlalu terlibat dalam hal itu.
"Ngerti gak sekarang?" tanya Harvey dengan nada santai kepada Thea yang kini mulai mengerti situasi.
"Wah, gue gak nyangka, sih. Yaudahlah, asal kalian gak benci Harvey, gue udah tenang," jawab Thea, merasa lega. Kalau soal urusan membuli, dia serahkan kepada mereka, yang penting dia dan Harvey tetap bisa jadi penonton saja.
"Lo kayaknya apa-apa harus Harvey terus, ya?" heran Xiaoting melihat Thea yang tampak begitu peduli pada Harvey.
"Semerdeka Thea aja, lo pada kalau nanya begitu pasti balesannya cuma satu. Soalnya gue sahabat Harvey," jelas Harvey sambil menirukan gaya bicara Thea di akhir kalimatnya, membuat semua orang tertawa.
Thea mengerucutkan bibirnya kesal, tapi Fanya, Xiaoting, dan Haruka malah tertawa melihat reaksinya.
"Eh, ayo ke kantin. Lo pada gak laper apa?" tanya Fanya menyadari bahwa hanya tersisa mereka yang masih berada di dalam kelas.
"Laper," jawab Xiaoting dan Thea serempak, sementara Haruka dan Harvey hanya menganggukkan kepala mereka.
"Yaudah, yuk! Gue anter kalian ke kantin biar gak nyasar," ajak Fanya dengan semangat.
Mereka pun beranjak dari kelas dan berjalan menuju kantin bersama, menikmati percakapan santai di sepanjang jalan. Fanya, Thea, dan Xiaoting berada di depan, sibuk mengobrol, sementara Harvey dan Haruka hanya berjalan diam, mengikuti mereka dari belakang.
Di kantin, suasana tiba-tiba menjadi sunyi begitu Fanya dan kelompoknya masuk. Orang-orang yang ada di sekitar meja mereka langsung berhenti sejenak, pandangan mereka tertuju pada Fanya yang duduk dengan percaya diri di meja yang sudah dikenal dengan circle-nya.
Banyak yang mengenal Fanya sebagai gadis yang suka mencari perhatian, suka membuli, dan jelas sekali keinginannya untuk menarik perhatian Erlang, ketua Lion Cave, tidak bisa disembunyikan. Bahkan, Fanya tak segan-segan menyerang siapapun yang berani mendekati Erlang, meski terkadang tingkahnya itu membuat orang lain terdiam takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Figuran? | END
Teen Fiction⚠️ Warning 18+ | in revision Grace Aradina Diandra adalah seorang mahasiswa yang mengalami transmigrasi ke dalam dunia novel dan menjadi seorang figuran yang namanya hanya disebutkan untuk menjadi pelengkap cerita. Figuran yang menyebalkan dan membu...