33. Weird
Teriknya matahari tak menyurutkan semangat Xiaoting, Thea, dan Haruka untuk terus berteriak memberi semangat kepada Fanya dan Harvey yang tengah bertanding basket. Karena keduanya berada di tim yang berbeda, pertandingan pun berlangsung sengit, ditambah dengan para siswi lain yang satu tim dengan mereka yang ikut terfokus pada permainan karena takut kalau mereka melakukan kesalahan bisa menjadi bahan bully-an mengingat Fanya dan Harvey terkenal dengan sikap mereka yang suka menjatuhkan orang lain.
Bola berada di tangan Fanya yang dengan cekatan memantulkannya ke lantai dan bersiap untuk mencetak gol. Akan tetapi, Harvey berdiri tepat di depannya, menghalangi jalan bola yang ingin dilemparkan Fanya. Meskipun begitu, Fanya tetap melempar bola dengan kekuatan penuh.
Namun, bola yang dilemparkan Fanya malah mengenai ujung jari Harvey dan mengarah ke bawah ring basket. Tak disangka, bola itu mengenai seorang gadis yang entah mengapa tiba-tiba berada di sana.
"Lo lagi!" teriak Fanya kesal menatap gadis tersebut dengan penuh amarah.
Harvey pun memutar tubuhnya, melirik gadis yang terkena bola. Setelah itu, ia menghela napas panjang. Permainan yang melelahkan ditambah dengan masalah baru membuat dirinya merasa kesal.
Gadis yang terkena bola itu terduduk di lantai, memegangi kepalanya dengan darah mengalir dari hidungnya karena terbentur tepat di depan muka.
"Queen!" teriak seseorang dari arah lain menyebabkan suasana menjadi semakin tegang dan seperti déjà vu.
"Lo apain Queen, hah?!" bentak seorang pria langsung mendorong bahu Fanya dengan keras. Fanya oleng, tetapi untung saja Harvey sigap menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
"Gak usah dorong Fanya! Cewek lo yang salah! Ngapain berdiri di bawah ring basket?" teriak Xiaoting yang sudah berlari dan berdiri di depan Fanya untuk melindunginya.
"Buta mata cewek lo, tuh! Udah tau ada yang main basket, ngapain berdiri di situ?!" timpal Fanya berdiri dengan kaki terbuka dan berkacak pinggang di samping Xiaoting.
"Alesan! Lo pasti sengaja kan lempar bola ke Queen?" sindir Digo masih menyalahkan Fanya.
"Kurang kerjaan banget gue lempar ke cewek kayak dia," balas Fanya dengan nada sinis.
"Baru tau lo? Lo emang kuker sampe ngejar Erlang dari MOS sampai sekarang terus bully Queen," sahut Deri dengan nada mengejek.
Fanya berdecih. "Sebulanan ini gue nggak ada deketin ketua lo, gue juga nggak ada bully itu cewek," jawab Fanya dengan tajam, tak mau kalah.
Deri terkekeh sinis. "Terus pas istirahat tadi kalau nggak bully apa?"
"Itu karena cewek lo yang jatuh sendiri!" bentak Fanya merasa kesal difitnah.
Harvey berdecak kesal. "Lo pada tanya Ayanna sendiri, dia ngapain berdiri di situ, cuma orang gila yang berdiri di bawah ring basket."
"Caper lo!" lanjut Harvey sambil melirik Ayanna yang sedang digendong bridal style oleh Erlang, padahal cuma mimisan saja. Lebay.
"Temen lo yang caper!" balas Jose tak mau kalah.
Raka yang merasa bosan dengan pertengkaran ini menggaruk tengkuknya, sementara Kevan datang dan berusaha menenangkan situasi.
"Lo pada mending nyusul Erlang ke UKS, urusan ini biar gue yang urus," ucap Kevan dengan tegas, menatap Jose.
"Lo kalau protes siap konsekuensi," tambah Kevan dengan peringatan tajam ketika Deri hendak protes.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Figuran? | END
Teen Fiction⚠️ Warning 18+ Grace Aradina Diandra, seorang mahasiswa biasa, tiba-tiba terjebak dalam dunia novel dan menjadi figuran yang hanya disebut-sebut untuk melengkapi cerita. Di dunia baru ini, ia menempati tubuh seorang gadis bernama, yang sepertinya d...