05. Indonesia
Suara mesin pesawat pribadi keluarga Davies terdengar nyaring, namun tidak mengganggu Harvey, Thea, Della, Reno, dan Regas. Mereka semua merasa semangat dalam perjalanan menuju Indonesia, negara yang menjadi tempat tinggal Kevan.
Sepanjang penerbangan, Thea terus-menerus melontarkan pertanyaan kepada Harvey dan Della tentang Indonesia. Harvey hanya membalas dengan singkat, sementara Della menjawab dengan cerita yang penuh antusiasme. Thea mendengarkan dengan saksama, matanya berbinar penuh semangat, karena ini adalah kali pertama dia bepergian ke luar Eropa. Dengan rasa penasaran yang tinggi, ia bertanya tentang budaya, makanan khas, serta tempat-tempat menarik yang akan ia temui di Indonesia.
Ketika pesawat mendarat, mereka merasa lega setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 17 jam. Begitu turun dari pesawat, Thea menatap sekeliling dengan penuh kekaguman. Bangunan bandara dan suasana tropis yang begitu berbeda dari Eropa membuatnya tersenyum lebar. Ia bahkan sempat menyipitkan mata ke arah sinar matahari yang terasa lebih hangat dan cerah.
Di area kedatangan, Harvey melirik sekitar sambil menunggu seseorang. Tak lama kemudian, ia menemukan sosok yang familiar—Kevan yang tampak mencari-cari keberadaan mereka di kerumunan. Ketika mata mereka bertemu, senyum Kevan langsung melebar. Dengan semangat, Kevan berlari menuju Harvey.
"Avey!" panggil Kevan riang dan langsung memeluk Harvey erat hingga membuatnya sedikit terhuyung.
"Miss you so much," ujar Kevan sambil terus memeluk Harvey.
Harvey terkekeh pelan dan menepuk punggung Kevan. "Miss you too."
Kevan terdiam sejenak, terlihat sedikit terkejut karena biasanya Harvey jarang membalas dengan kata-kata hangat seperti itu. Dia masih belum sepenuhnya terbiasa dengan perubahan Harvey. "Senang rasanya akhirnya lo mau bales omongan gue," katanya.
Harvey tersenyum tulus. "Iya, gue juga mau minta maaf atas semua hal yang pernah gue lakuin yang bikin lo sakit hati, Kev." Meskipun bukan salah Harvey yang sekarang, ia merasa perlu untuk memperbaiki hubungan mereka. Perjalanan untuk mendekatkan diri kembali pada Kevan memang tidak mudah, tetapi itu adalah salah satu hal yang ingin dicapainya.
Kevan melepaskan pelukan dan tersenyum. "Iya, gue maafin. Asal lo gak balik lagi kayak dulu."
"Tentu aja, lo bisa lihat sendiri nanti," jawab Harvey yakin.
Kemudian, suara Thea terdengar dari belakang Harvey. "Is that you, Kevan?" ujarnya sambil berjalan mendekat.
Kevan menoleh dan tampak terkejut melihat sosok Thea yang dulu hanya ia kenal lewat cerita Harvey. "Thea?"
Thea tersenyum lebar. "Yeah! That's me! Hi, Kevan! Kita udah setahun gak ketemu!" ucapnya dengan antusias.
Kevan tertawa. "Wah, gak nyangka lo ikut juga ke sini!"
Regas yang berdiri di belakang mereka menambahkan, "Iya, anak itik ngintilin ibunya."
Thea menatap Regas dengan sengit. "Bukan begitu! Gue gak bisa kalau gak ada Harvey!"
"Sama aja," sahut Regas sambil mengangkat bahu.
"Harvey, lihat deh, Regas gangguin gue," adu Thea sambil menggoyangkan lengan Harvey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Figuran? | END
Novela Juvenil⚠️ Warning 18+ | in revision Grace Aradina Diandra adalah seorang mahasiswa yang mengalami transmigrasi ke dalam dunia novel dan menjadi seorang figuran yang namanya hanya disebutkan untuk menjadi pelengkap cerita. Figuran yang menyebalkan dan membu...