Page Fifty Six - Seven

17.6K 1K 10
                                    

56 - 57. Class Meeting

Bertemu kembali dengan hari Senin memang sering kali membawa rasa malas bagi kebanyakan orang. Akan tetapi, bagi Harvey, hari ini adalah awal dari sesuatu yang sudah lama ia tunggu-tunggu. Rencana yang telah ia susun dengan teliti akan mulai dijalankan, perlahan tapi pasti. Dimulai dari hari pertama class meeting, hingga hari di mana semua rahasia akan terbuka.

Dengan langkah santai, Harvey berjalan menyusuri koridor sekolah, ditemani oleh Thea yang setia berada di sampingnya. Sambil berjalan, telinga tajam Harvey menangkap beberapa bisikan dan gumaman dari siswa-siswi lain. Gosip mulai menyebar, pikirnya sambil menahan senyum tipis. Tepat seperti yang ia harapkan—benih rencana itu sudah mulai tumbuh di hari pertama acara class meeting.

Saat Harvey dan Thea tiba di kelas, suasana di dalam sangat berisik. Kelompok-kelompok kecil terbentuk; para gadis berkumpul, berbicara dengan semangat yang nyaris histeris, sementara beberapa lelaki terlihat sibuk bermain game di sudut ruangan, sesekali melontarkan candaan di antara suara klik-klik dari ponsel mereka.

"Gue dengernya gitu, sih," suara Fanya terdengar jelas di tengah kericuhan kelas ketika Harvey dan Thea berjalan melewati mejanya.

"Denger apa?" tanya Thea penasaran sambil meletakkan tasnya di kursi. Matanya menatap langsung ke arah Fanya, penuh rasa ingin tahu.

"Lo pasti udah tau," sahut Xiaoting yang duduk di depan Fanya. Tubuhnya memutar, menghadap ke belakang, tepat ke arah Harvey dan Thea yang baru saja duduk.

"Ada yang lihat ketos lagi—" Fanya berhenti sebentar, lalu mengangkat kedua tangannya, membuat gerakan menguncup, "—di rooftop pagi tadi."

"Lo berdua telat, sih," komentar Haruka dengan nada sinis. Ia menyeret kursinya untuk ikut bergabung, duduk di dekat Thea dan Xiaoting.

"Avey tuh yang bangun kesiangan," adu Thea seraya menunjuk Harvey dengan dagunya.

Harvey hanya tersenyum kecil, menggaruk pipinya dengan canggung. "Biasa," jawabnya santai, tidak merasa perlu memberi alasan lebih jauh.

"Untung aja sekarang class meeting," ucap Fanya sambil melirik jam di pergelangan tangannya. "Udah jam sembilan pagi, tapi gosipnya udah panas."

"Btw, beneran ketos yang kalem alias muka anak baik-baik ngelakuin gituan?" tanya Thea, alisnya terangkat. Nada suaranya menunjukkan keraguan, seolah ingin memastikan apa yang baru saja ia dengar tidak salah.

Fanya mengangguk mantap. "Dari yang gue denger sih gitu."

"Gue dapet cerita dari sumbernya langsung," potong Haruka dengan antusias, tubuhnya sedikit maju ke depan. "Jadi gini, pagi tadi dia ke rooftop karena ada surat cinta yang nyuruh dia ke sana. Kirain yang dateng cuma satu orang, eh ternyata dua! Cewek sama cowok!" jelasnya, suaranya meninggi, semakin bersemangat menceritakan gosip tersebut. "Dia cuma lihat cowoknya doang, soalnya ceweknya ada di belakang persis."

Xiaoting yang sedari tadi menyimak, menambahkan dengan nada tegas, "Akhirnya dia mutusin buat sembunyi. Dan lo tau? Mereka kissing, anjir! Pagi-pagi di rooftop sekolah! Gila!" Tangan Xiaoting menghentak meja untuk menegaskan ceritanya, membuat Harvey secara refleks memundurkan tubuhnya sedikit.

"Kalem," ujar Harvey santai, mencoba meredakan suasana yang mulai terlalu heboh.

Fanya menghela napas, masih tak percaya. "Gue nggak nyangka, sumpah. Ketos yang selama ini kita kenal ternyata kayak gitu. Lo berdua tau kan, dia tuh kayak ansos. Kalem banget, muka anak baik-baik gitu."

Haruka ikut mengangguk, seolah mendukung pernyataan Fanya. "Gue pernah ngobrol sama dia, ngomongnya lembut banget. Sumpah, gue masih nggak percaya kalau itu dia."

Gue Figuran? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang