49. Rescue
Jam telah menunjukkan pukul sebelas lebih. Empat orang yang terdiri dari dua gadis dan dua pemuda berkumpul di titik perjanjian, sebuah tempat yang cukup jauh dari keramaian. Mereka sedang menyusun rencana dan membagi peran masing-masing setelah mengintai lokasi penculikan yang terletak di hutan yang dalam.
Di hadapan mereka, sebuah rumah tak terawat dengan dua lantai berdiri kokoh. Harvey yang sudah mengenal situasi ini, mengamati rumah tersebut dengan seksama. Rumah yang berada di tengah hutan ini memang tepat seperti yang ia duga. Penculik yang membawa ketiga sahabatnya adalah sekelompok gangster mafia, terlihat jelas dari penjagaan ketat yang mereka terapkan. Beberapa pria berbadan besar dan mengenakan jas rapi dengan otot-otot menonjol berjaga di sekitar rumah.
“Kita nggak bisa nyerang langsung,” kata Harvey menunjukkan gambaran kasar rumah tersebut. “Nanti kita nyelinap lewat pintu belakang dan pintu samping. Gue sama Kevan lewat pintu belakang, lo berdua lewat pintu samping. Sebisa mungkin jangan sampai ketahuan, kita cuma berempat. Kalau udah ketemu, langsung kasih kabar.”
Thea yang sejak tadi terlihat percaya diri mengangguk sambil tersenyum lebar. “Urusan nyelinap mah gampang,” ujarnya dengan keyakinan.
Harvey menatap Raka yang berdiri di sebelah Thea. “Raka, tolong jagain Thea. Lo tau kan dia suka macem-macem?” katanya dengan nada setengah bercanda.
Thea mendengus. “Lo nggak seru banget sih, Vey,” ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.
“Iya, gue tau tabiat lo,” jawab Harvey mengerling sinis.
Raka terkekeh. “Siap, Thea aman sama gue.”
Dengan rambut pirangnya yang kini dikuncir dan topi menutupi sebagian wajah, Thea memastikan penampilannya tak terlalu mencolok di bawah cahaya remang. “Aman semua?” tanya Kevan memandang sekeliling yang terasa sepi dan sunyi.
“Aman,” jawab mereka semua dengan mantap.
Kevan mengangguk. “Operasi dimulai,” ujarnya dan misi pun dimulai.
Tim 1 terdiri dari Kevan dan Harvey, sementara Tim 2 terdiri dari Raka dan Thea. Mereka langsung menuju rute masing-masing dengan Tim 2 menuju pintu samping. Tim 1 bersembunyi di balik pohon, memerhatikan tiga bodyguard yang berjaga di pintu belakang. Ketiga pria itu terlihat menguap dan tampak bosan.
Harvey dan Kevan saling bertatapan. Harvey berjalan ke kiri, sementara Kevan bergerak ke kanan. Dengan satu gerakan cepat, Harvey menggoyangkan salah satu pohon besar di sekitarnya, menciptakan suara gaduh yang menarik perhatian tiga pria itu.
“Siapa itu?” teriak salah satu dari mereka mengarahkan pandangan ke arah suara yang baru saja terdengar.
Salah satu pria mulai berjalan mendekat untuk memeriksa sumber suara, sementara dua lainnya tetap berjaga, siaga di posisi mereka. Harvey yang tak ingin membuang waktu segera memanjat pohon dan menyiapkan pistol berisi suntikan pelumpuh. Ia menunggu sampai incaran yang ia harapkan datang.
Kevan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengendap dengan cepat dan berhasil berada di belakang dua pria yang sedang berjaga. Tanpa menunggu lama, Harvey dan Kevan memberikan suntikan pelumpuh secara bersamaan, membuat ketiga bodyguard itu terjatuh ke tanah dengan tubuh yang lemas dan tak berdaya.
Harvey turun perlahan dan dengan cekatan mengambil kunci dari saku salah satu bodyguard yang terjatuh. Setelah mendapatkan kunci, ia langsung bergegas menuju ke Kevan, dan bersama-sama mereka memasuki rumah dengan cepat dan hati-hati.
Sementara itu, Tim 2, yang menuju pintu samping melihat bahwa area tersebut tidak dijaga. Pintu samping itu terdiri dari jendela besar yang tertutup rapat, tetapi tak ada penghalang di depannya. Raka dan Thea memutuskan untuk masuk melalui jendela besar itu. Mereka membuka jendela dengan hati-hati, memastikan tak menimbulkan suara, dan berhasil memasuki rumah tanpa hambatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/323463816-288-k188855.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Figuran? | END
Roman pour Adolescents⚠️ Warning 18+ Grace Aradina Diandra, seorang mahasiswa biasa, tiba-tiba terjebak dalam dunia novel dan menjadi figuran yang hanya disebut-sebut untuk melengkapi cerita. Di dunia baru ini, ia menempati tubuh seorang gadis bernama, yang sepertinya d...