31. Next Month.
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu, dan kini sudah sebulan sejak Harvey menjalani kehidupan ketiganya. Segalanya terasa lebih tenang, tanpa masalah berarti. Harvey merasa kehidupannya berjalan lancar, meski kadang terlintas keraguan di hatinya.
Hubungan Erlang dan Ayanna tampak tidak berubah. Namun, Harvey semakin menyadari satu hal: Erlang selalu mencuri pandang kepada Fanya. Harvey bisa melihat ketertarikan yang ditunjukkan Erlang, meskipun ia tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi. Dia juga terus mengamati pasangan yang selalu datang ke rooftop setiap pagi. Tak jarang, mereka berbicara hal-hal yang mengarah pada "tidur bersama". Setelah mengetahui Ayanna berselingkuh, Harvey mulai memperhatikan mereka dengan cermat. Ia merasa bingung bagaimana mereka bisa rutin ke rooftop setiap hari tanpa dicurigai oleh Erlang, yang merupakan kekasih Ayanna.
Sementara itu, hubungan Harvey dan Sean semakin dekat. Bahkan, satu minggu yang lalu, mereka sudah bertunangan. Meski Kevan masih tidak menyukai Sean, Harvey sudah mencoba menjelaskan segalanya. Orang tuanya juga merestui hubungan mereka, senang dengan pertunangan yang seharusnya terjadi jauh sebelumnya, meskipun kecelakaan yang menimpa Harvey sempat mengurungkan rencana tersebut. Regas, seperti biasa, tidak banyak berkomentar, asalkan Harvey baik-baik saja.
Hubungan Harvey dan Kevan juga semakin membaik. Mereka mulai menghabiskan waktu bersama setidaknya seminggu sekali, meskipun selalu diganggu oleh Deri, Digo, dan Jose. Kevan tampaknya lebih tenang dan tidak lagi terpengaruh oleh bisikan-bisikan negatif yang membuat Harvey merasa lebih lega.
Pagi ini, hari Senin, bulan baru sudah dimulai. Harvey terbangun terlambat, tubuhnya masih terasa lelah setelah semalam begadang menonton drakor yang sangat ia nikmati. Itu dikarenakan Haruka sudah membuatnya kecanduan.
"Baby, wake up," suara Sean yang lembut terdengar di telinga Harvey disertai dengan tepukan ringan di pipinya.
Harvey tidak bergerak, masih terlelap dalam tidurnya.
"Baby," suara Sean terdengar lagi, kali ini lebih lembut membuat Sean terdiam sejenak sambil menatap wajah Harvey yang terlihat lugu dan damai dalam tidurnya.
"Baby, wake up," bisiknya lebih pelan semakin mendekatkan wajahnya ke Harvey.
"Eungh ... five minutes again," gumam Harvey sambil menarik selimut lebih tinggi karena merasa dingin setelah selimutnya sempat ditarik tadi.
Sean yang sudah terbiasa dengan kebiasaan Harvey yang suka tidur lama, tak bisa membiarkan tunangannya terlambat. Tadi, Thea sudah bilang kalau dia sudah membangunkan Harvey, tapi belum ada tanda-tanda Harvey akan turun. Sean akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah lebih lanjut.
Sebuah kecupan mendarat lembut di kening Harvey membuat Harvey terkejut dan membuka mata sedikit.
"Hey, kamu nanti telat. Ini sudah siang, baby," peringat Sean seraya mencubit pipi Harvey yang masih tertidur pulas.
"Ngantukkk," jawab Harvey dengan suara malas, melepaskan cubitan Sean dari pipinya.
"Sini, aku bikin kamu nggak ngantuk," ujar Sean sambil tersenyum, mendekatkan wajahnya ke Harvey.
Tanpa banyak bicara lagi, Sean menempelkan bibirnya pada bibir Harvey, mulai melumatnya pelan. Harvey yang terkejut merasa ada pergerakan di bibirnya, perlahan membuka mata dan bertatapan langsung dengan mata Sean. Bibirnya terpegang erat, Sean menggigit bibir bawah Harvey dengan lembut membuat Harvey terkejut dan refleks membuka bibirnya lebih lebar. Sean memanfaatkan kesempatan itu, melesakkan lidahnya ke dalam, beradu dengan lidah Harvey. Harvey tanpa pikir panjang membalas ciuman itu dengan tangan yang melingkar di leher Sean.
![](https://img.wattpad.com/cover/323463816-288-k188855.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Figuran? | END
Novela Juvenil⚠️ Warning 18+ Grace Aradina Diandra, seorang mahasiswa biasa, tiba-tiba terjebak dalam dunia novel dan menjadi figuran yang hanya disebut-sebut untuk melengkapi cerita. Di dunia baru ini, ia menempati tubuh seorang gadis bernama, yang sepertinya d...