52. Who is He?
Hari ini adalah hari yang sangat dibenci rata-rata manusia. Akan tetapi, kelima gadis yang juga ikut membenci justru kali ini mereka tidak membenci hari ini karena mereka mengajukan izin selama seminggu. Alasannya? Tentu saja karena luka pada tubuh.
Pastinya di surat izin tidak mengatakan yang sebenarnya terjadi. Biasalah, alasan.
"Gue waktu denger suaranya kayak gak asing, cupu banget pake masker," jawab Fanya ketika ditanya Harvey bagaimana penampakan penculik atau penyiksa dirinya.
"Gue juga gak asing, kayak pernah denger suaranya," ucap Xiaoting ikut menyetujui jawaban Fanya.
"Siapa sih? Gue 'kan jadi ikutan kepo!" sahut Haruka memandang penuh keingintahuan.
"Lo kira lo doang yang kepo? Gue juga!" ketus Fanya menatap Haruka kesal.
"Diem deh lo berdua, gue lagi inget-inget, nih," lerai Xiaoting sembari kepalanya mengadah ke atas mencoba mengingat.
"Udahlah, gak usah dipaksa kalau gak inget," cetus Thea sembari meminum jus mangganya.
Ya, saat ini mereka sedang berada di kafe dengan muka yang masih ada luka. Tentunya pengunjung kafe juga curi-curi pandang ke arah kumpulan lima gadis itu.
Karena mereka itu .... err aneh? Yang lukanya paling parah memakai baju feminin dengan dress di atas lutut, sedangkan yang lukanya tidak parah memakai baju e-girl atau dark outfit.
Brakk! Gebrakan pada meja membuat beberapa pengunjung terkejut dan menolehkan kepala ke sumber suara seperti refleks.
"Oting!" desis keempat gadis itu.
Xiaoting meringis lalu meminta maaf kepada pengunjung lainnya.
"Kenapa lo?" tanya Harvey sambil menyenderkan tubuhnya dengan kedua lengan bersedekap.
"Gue inget!" ucap Xiaoting membuat Fanya dan Haruka memandang penuh harap lalu Xiaoting menunjuk Harvey, "lo 'kan yang nolongin gue sama Fanya. Lo tau gak siapa cowok itu?"
"Anjir! Gue kira lo beneran tau!" kesal Fanya melempar gumpalan tisu ke Xiaoting.
"Wuuuuu," seru Haruka karena dirinya juga terkena zonk.
"Hehehe, ya maaf, kadar otak gue buat inget 'kan terbatas," balas Xiaoting menatap kedua temannya dengan cengiran khasnya.
"Tapi bener juga, soalnya Thea yang nolongin gue. Lo inget gak, Vey? Ingetan lo 'kan mantap," ucap Haruka memberikan kedua jempolnya pada Harvey.
"Inget gak ya?" jahil Harvey sehingga dirinya diberi decakan pada sahabatnya.
Terkekeh sebentar lalu menjawab, "kepo banget lo semua!"
"Veyyyy," rengek mereka bertiga menatap Harvey kesal.
Thea sendiri sudah cekikikan sedari tadi. "Gue tau siapa cowok itu, tapi gue gak mau kasih tau, wlee."
"Ah, lo berdua sama aja!" kesal Fanya memanyunkan bibirnya.
"Sialan! Kita begini karna itu cowok masa lo gak mau kita tau siapa pelakunya?" gerutu Xiaoting.
"Iya tuh! Lo berdua itu jahad, pake d!" giliran Haruka yang bersungut kesal.
"Kalem, yakali gue biarin itu pelaku gitu aja. Kita harus bales berkali-kali lipat, ya gak?" ucap Harvey sembari menaik turunkan alisnya.
"Pfftt, sabar aja. Nanti biar surprise waktu hari kelulusan," kekeh Thea sambil memegangi perutnya karena sakit tertawa terus.
"Ahhh, udahlah. Desak lo berdua juga percuma," keluh Fanya menyerah dengan tangan yang mengambil garpu guna makan kue yang ada di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Figuran? | END
Novela Juvenil⚠️ Warning 18+ | in revision Grace Aradina Diandra adalah seorang mahasiswa yang mengalami transmigrasi ke dalam dunia novel dan menjadi seorang figuran yang namanya hanya disebutkan untuk menjadi pelengkap cerita. Figuran yang menyebalkan dan membu...