Page Seventeen - Eighteen

24.9K 1.6K 31
                                    

17-18. Tragedi

Terdengar tawa riang dari dua gadis, Fanya dan Xiaoting, yang memasuki ruang kelas pagi itu dengan wajah penuh kepuasan, seakan baru saja memenangkan sesuatu yang penting. Keceriaan mereka menular ke sekitar, membuat suasana kelas terasa lebih ringan.

"Lo kenapa sih, pagi-pagi udah ketawa kayak orang gila?" tanya Haruka heran melihat tingkah mereka.

"Hahahaha, anjir. Gue masih ngakak, Nya!" sahut Xiaoting langsung duduk di kursinya sambil terus tertawa.

"Sama, gak kuat liat mukanya! Hahaha," tambah Fanya yang juga duduk di kursinya sambil menghapus air mata saking lucunya.

"Gila lo?" celetuk Harvey dari kursinya di belakang mereka. Spontan, Fanya dan Xiaoting langsung menoleh ke arahnya.

"Enak aja! Tadi gue sama Xiao baru aja kasih pelajaran ke hama," jawab Fanya sambil menyeka sisa air mata tawa.

"Hama?" tanya Thea penasaran kemudian membulatkan kedua bola matanya saat mengetahui siapa itu Hama. "Kalian apain?"

"Tadi dia masuk toilet, terus gue sama Xiao ngikutin. Kita langsung ngide, tuh. Air bekas pel yang ada di situ kita tumpahin ke bilik yang dia pake! Pas dia keluar ... hahahaha! Sumpah, mukanya gak ada obat, jelek banget!" cerita Fanya sambil tertawa lagi.

"Itu hama udah jelek, makin jelek!" timpal Xiaoting sambil memegang perutnya yang mulai sakit karena kebanyakan ketawa.

Haruka menggelengkan kepala, tak percaya. "Parah lo berdua. Lo gak takut sama ancaman Erlang kemarin, Nya?"

Fanya mengangkat alis. "Ngapain takut? Hama emang pantes dibasmi."

Xiaoting mengangguk setuju.

"Kenapa lo gak move on aja sih, Nya?" sahut Thea yang tampak resah.

"Karena gue cinta sama Erlang," jawab Fanya santai menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Iya, gue tau. Tapi lo udah ditolak berkali-kali, kan? Dan kemarin lo sendiri lihat kalau Erlang malah suka sama ... dia," ujar Thea mencoba menyadarkan.

"Justru itu! Kalau aja hama itu gak sekolah di sini, Erlang pasti lama-lama bakal luluh sama gue," tegas Fanya dengan percaya diri.

"Sesuka lo aja, deh," balas Thea pasrah.

Tak lama kemudian, bel tanda masuk berbunyi. Guru masuk ke ruang kelas, dan pelajaran dimulai seperti biasa. Namun, suasana hati Fanya dan Xiaoting masih penuh rasa puas atas kejahilan mereka pagi itu.

***

Mereka berlima sedang duduk santai di kursi kantin, mengobrol akrab sambil menunggu pesanan datang, tertawa ringan dan menikmati kebersamaan di tengah kesibukan mereka.

"Kemarin kan pulang awal, lo berdua buru-buru banget, sih? Kemana?" tanya Haruka mengingat kejadian kemarin.

"Gue sama Avey shopping! Akhirnya setelah sekian lama gue diajak shopping sama dia," jawab Thea dengan nada terharu.

"Lebay banget," balas Harvey datar.

"Bukan lebay! Lo emang susah banget diajak shopping," ucap Thea sambil memasang ekspresi serius.

"Biasanya lo sama Harvey kemana, sih?" tanya Fanya bingung.

"Iya, biasanya cewek kayak kita kan demen shopping," tambah Xiaoting yang juga heran.

"Clubbing," jawab Thea singkat. "Bayangin aja, setiap gue ngajak Avey shopping, dia malah belokin mobil ke club. Gak peduli masih pagi atau enggak!"

Gue Figuran? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang