62. The Day
Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa VI International High School akhirnya tiba. Selama seharian penuh, mereka semua mulai bersiap untuk acara yang akan digelar malam hari ini. Sebuah pesta yang hanya dihadiri oleh siswa menjadi acara yang paling dinantikan.
Acara resmi untuk perpisahan telah dilaksanakan pagi tadi dan dihadiri oleh orang tua serta siswa kelas dua belas. Untuk malam hari, tentunya pesta yang diadakan oleh anak kelas X dan XI untuk perpisahan Kakak Kelasnya. Ya, itu luarnya saja. Aslinya memang acara yang dibuat oleh anak OSIS.
Sudah menjadi tradisi bertahun-tahun. Tidak lucu jika acara yang sudah menjadi tradisi tersebut tidak dilaksanakan.
"You look so pretty," puji Sean melihat gadisnya tengah bercermin.
Harvey tidak menoleh melainkan tersenyum dan berkata, "I know. Thank you."
Sean terkekeh lalu ekspresinya kembali menjadi sedih. Menarik pinggang Harvey untuk bisa menatap lebih deket wajah cantik gadisnya yang telah dipoles make up itu.
"Saya cemburu. Saya ingin ikut kamu. Kenapa saya tidak boleh ikut? Padahal sekolah itu milik saya," gerutu Sean menatap sedih Harvey yang sekarang tengah menatap Sean dengan pandangan datarnya.
"Kenapa juga kamu harus hadir dan berdandan cantik seperti ini? Jika ada yang suka sama kamu bagaimana?" sambungnya. Harvey menjadi pening karena Sean tiba-tiba menjadi bawel.
"Iel, kamu tau aku ke sana untuk apa," tutur lembut Harvey menyebabkan Sean menghela napas pelan.
"Yeah, I know it," lirih Sean karena ia tau Harvey harus menghadiri acara ini.
"Gue janji setelah ini semua selesai, lo berhak buat ngelakuin apa aja termasuk publish hubungan kita," ucapan Harvey seketika menjadikan pandangan Sean kembali berbinar.
"Kecuali hal mengarah ke pernikahan," timpal Harvey sesaat Sean ingin mengatakan sesuatu.
Sean mendengus. "Baiklah, kalau begitu. Semoga acaranya sukses, sayang." Sean mencium tangan Harvey karena tak mungkin ia merusak dandanan sempurna pada gadisnya. Bisa-bisa Harvey akan memarahinya atau lebih parahnya akan mendiami dirinya selama berhari-hari.
"Sure."
***
Malam perpisahan alias prom night diadakan di salah satu ballroom hotel yang mewah dan terkenal akan bintang limanya. Dana? Pastinya didapatkan dari pemilik sekolah. Entah bagaimana caranya mereka bisa mendapatkan bantuan dari seseorang yang sangat tak terduga. Biasanya mereka akan mengadakan acara prom night dengan uang dari patungan seluruh siswa karena semua yang bersekolah di sana hampir semuanya anak orang kaya, kecuali anak beasiswa yang biasanya berpenampilan secukupnya.
"Katanya pesta kali ini yang paling mewah diantara pesta prom night sebelumnya," ucap Fanya mengawali pergosipan.
Emang Fanya dan gosip gak bisa dipisahin, batin Harvey seraya menggeleng pelan.
"Gue juga denger-denger mereka bisa dapetin dana lebih gara-gara pemilik sekolahan dukung acara ini," timpal Xiaoting menatap ke arah Harvey yang sedang memakan kue itu.
Harvey menaikkan salah satu alisnya karena merasa ditatap oleh keempat temannya.
"Itu bener, Vey?" tanya Haruka dengan ekspresi tak percaya padahal Harvey saja belum menjawab.
"Menurut lo?" Jawaban dari Harvey sontak membuat mereka menjatuhkan rahangnya.
"Gue gak kebayang kalau nanti kita lulus acara prom nightnya bakalan semewah apa kalau sekarang aja mereka didanai. Pasti kalau kita nanti pemiliknya yang langsung turun tangan," heboh Fanya membayangkan akan betapa mewah dan meriahnya acara prom nightnya nanti.
Thea terkekeh saat melihat muka air Harvey sedikit masam. "Iyalah, lo gak tau aja cowoknya Avey sebucin apa sama Avey."
"Jujur aja nih, Vey. Gue masih gak nyangka kalau lo itu tunangannya Arsean," ucap Haruka menatap lekat Harvey, "orang yang selama ini gue kagumi ternyata ada sedeket ini sama gue??"
"Yaelah, Ka. Lo masih aja sempet-sempetnya ngefangirl," sahut Fanya menyenggol lengan Haruka yang sedang terkekeh itu.
Harvey hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Haruka. Matanya bergulir untuk mencari perkumpulan seseorang.
Thea berdeham mengakibatkan semua atensi pada meja berbentuk bundar itu beralih ke arah Thea. "Kok di sana gak ada Jose? Bukannya masalah mereka udah clear?"
Sontak semuanya melihat ke arah yang ditunjukkan dagu oleh Thea. Mata mereka melihat tak jauh dari tempatnya ada sebuah meja dengan total 6 kursi. Akan tetapi, satu kursi terlihat kosong.
Untuk penataan kursi kali ini ternyata sesuai kelas masing-masing. Maka dari itu, Ayanna tidak bisa bergabung dengan mereka.
"'Kan!" seru Xiaoting tiba-tiba, "gue bilang juga apa! Pasti mereka berdua masih canggung!"
"Tapi, gue denger-denger Jose ikut acara ini kok," timpal Haruka setelah melihat ke arah lima pemuda tadi.
"Ugh, udahlah! Gue jadi pusing sendiri. Mendingan kita nikmatin aja gak sih pesta ini?" keluh Fanya merasa pening sendiri.
Harvey terkekeh pelan. "Tuh, mau di mulai."
"Selamat malam semuanya!" Pembukaan untuk acara prom night pun akhirnya dimulai.
Pertama-tama mereka akan mendengar sambutan dari Ketua Panitia acara. Selanjutnya, di isi dengan sambutan perwakilan dari kelas dua belas.
"Kapan ya mulai pestanya? Gue udah boring banget," keluh Fanya seraya bertepuk tangan karena sambutan sudah selesai.
"Acara yang paling ditunggu-tunggu akhirnya tiba, nih! Selanjutnya, party yang sesungguhnya akan dimulai!"
Sorak-sorakan bahagia semua siswa memenuhi ballroom yang luas itu, bahkan ada beberapa siswa yang sudah berdiri untuk bersiap maju ke arah space yang tidak ada meja maupun kursi, yaitu di depannya panggung.
"Eits! Tapi, tunggu dulu dong." Keluhan siswa menjadi sorak-sorakan kali ini.
"Kalian harus memilih siapa yang menjadi King and Queen pada party kali ini dan jangan lupa dimasukkan ke dalam kotak yang tersedia pada meja masing-masing, ya! Setelah selesai semua, party dimulai!"
"Pantes ada kotak kecil ditengah-tengah meja," ucap Thea seraya mengambil kertas dan juga sebuah pena yang sudah disiapkan oleh panitia acara tersebut.
"Lo pada milih siapa?" tanya Haruka sembari mengetuk pena pada meja.
"Asalan ajalah," final Fanya sambil mencentang beberapa kandidat yang terpilih untuk menjadi King and Queen.
Omong-omong kandidat King and Queen diajukan oleh siswa selama Class Meeting. Kandidat yang paling banyak diajukan, itulah yang menjadi final pada hari ini.
"Ayo semua berkumpul ke depan!" seruan dari sang MC langsung membuat semua siswa menyerbu dance floor.
"Three, two, one!" sorak mereka serempak lalu musik pun dimulai.
Harvey beserta kawan-kawannya mulai berjoget menyesuaikan tempo. Harvey tentu saja ikut karena ia ingin menikmati hari ini sebelum kekacauan dimulai.
Bibirnya tersenyum tipis kala ekor matanya tak sengaja melihat seseorang yang masuk ditengah ricuhnya pesta kali ini.
"Let's begin."
♡♡♡
Thanks for vomment guys!
Bye, see you besok sabtu ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Figuran? | END
Teen Fiction⚠️ Warning 18+ | in revision Grace Aradina Diandra adalah seorang mahasiswa yang mengalami transmigrasi ke dalam dunia novel dan menjadi seorang figuran yang namanya hanya disebutkan untuk menjadi pelengkap cerita. Figuran yang menyebalkan dan membu...