Spin-Off : 01

28.7K 1.3K 50
                                        

Fanya tampak anggun dengan balutan crop top dan rok span berwarna perak. High heels senada melengkapi penampilannya, mempertegas lekuk tubuhnya yang proporsional. Potongan rok yang memanjang sedikit mengekspos kaki jenjangnya, menambah kesan elegan sekaligus seksi.

Malam itu, Fanya menghadiri pesta ulang tahun pacar pura-puranya, Reyhan. Dia tidak sendirian, untungnya ditemani oleh keempat sahabatnya. Akan tetapi, ada rasa canggung yang tak bisa ia abaikan—perjanjian yang mengikatnya dengan Reyhan masih berlangsung, meski tak kunjung menunjukkan hasil. Terlebih, Zahra Vedra, ibu Reyhan, sangat menyukai gadis lain yang disiapkan sebagai calon menantu sejati.

Sejak pertama kali berkunjung ke rumah Reyhan, Fanya kerap dibanding-bandingkan dengan gadis itu. Beruntung, ayah Reyhan bersikap netral dan selalu berusaha menghiburnya di tengah situasi tidak nyaman ini.

Anastasya Poetri Brawijaya, gadis itu, adalah calon menantu pilihan Zahra. Di mata Fanya, Tasya memang memiliki semua kriteria sempurna: lemah lembut, perhatian, dan ahli dalam urusan rumah tangga. Tipe ideal seorang menantu di keluarga kaya raya. Namun, ada sisi lain dari Tasya yang membuat Fanya—dan bahkan Reyhan—tidak menyukainya. Ketika berada di dekat Reyhan, Tasya berubah menjadi sosok centil yang berambisi untuk mendapatkan pria itu bagaimanapun caranya. Tak heran, mengingat posisi keluarga Reyhan berada di urutan ketiga dalam hierarki sosial.

Di sisi lain, Tasya juga memandang Fanya dengan kebencian. Fanya berasal dari keluarga Grayra yang baru saja naik ke peringkat sepuluh besar, menyalip posisi keluarga Alandy. Sementara itu, keluarga Brawijaya, yang berada di peringkat dua belas, terus berusaha keras naik peringkat—salah satunya dengan memanfaatkan hubungan Tasya dan Reyhan. Zahra Vedra, yang dikenal memuja sosok menantu sempurna, jelas mendukung langkah ini.

"Lihat Tasya, cantik banget, ya?" ujar Zahra penuh kebanggaan sambil menggandeng Tasya mendekat ke arah Reyhan. Mereka menghampiri Reyhan yang berdiri di dekat panggung, seolah memamerkan kecantikan gadis pilihannya.

"Lebih cantik pacar aku, Ma," balas Reyhan santai namun tegas. Kalimat itu membuat Zahra memandangnya dengan amarah, sementara wajah Tasya memerah, menahan amarah yang hampir meledak.

Emosional banget, baru dibilang begitu aja udah marah, pikir Reyhan sembari memutar bola matanya malas.

"Ternyata kamu belum putus juga, ya?" sindir Zahra dengan senyum kecut. Beruntung, tidak ada tamu yang memperhatikan interaksi tersebut, sehingga Zahra tak perlu merasa malu.

"Sampai kapan pun, aku nggak akan putusin Fanya," tegas Reyhan sebelum berbalik meninggalkan mereka. Ia melangkah menuju panggung, bersiap membuka acara ulang tahunnya, meski dalam hati ia merasa muak dengan pesta yang dipaksakan ini.

Umurnya memang sudah dewasa, tetapi Zahra tak henti-hentinya membujuk Reyhan untuk merayakan ulang tahun dengan meriah. Kali ini, Reyhan setuju hanya untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang membuat ibunya berhenti memaksanya menikah dengan Tasya.

"Selamat malam, semua," sapa Reyhan dengan nada datar, meski senyumnya terlihat formal saat menyambut para tamu undangan. Sebagian besar tamu hadir bukan karena pesta ulang tahunnya, melainkan untuk memperluas relasi. Apalagi, kabarnya pengusaha nomor satu di negeri ini turut hadir dalam acara tersebut.

"Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menghadiri acara ini," lanjut Reyhan mengikuti skrip yang disusun panitia. Kalimat demi kalimat mengalir lancar tanpa banyak ekspresi dari wajahnya. Hingga akhirnya, agenda potong kue pun selesai.

Namun, sebelum tamu-tamu mulai mengobrol bebas, Reyhan kembali menarik perhatian. "Terakhir, saya ingin membuat sebuah pengumuman," ucapnya seraya memandang ibunya, Zahra Vedra, yang tampak sumringah. Zahra jelas mengira pengumuman ini terkait pilihannya, Tasya.

Gue Figuran? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang