Page Fourty Five

17.1K 1.1K 7
                                    

45. Lancar

"Eungh ...."

Sesosok gadis cantik tengah membuka matanya perlahan, kemudian gadis cantik itu melamun guna mengumpulkan nyawanya. Setelah lima menit, ia mulai duduk bersamaan dengan meregangkan badannya.

"Gila, udah sore aja," kaget gadis cantik itu alias Harvey dan bergegas untuk mandi.

Setelah memakan waktu sepuluh menit, Harvey memutuskan untuk makan karena perutnya sudah berbunyi minta diisi. Menapaki area ruang makan terlihat sepi, hanya ada beberapa maid yang bertugas.

"Nona mau makan apa?" tanya salah satu maid ketika Harvey telah duduk di kursinya.

"Anything," jawab Harvey karena dirinya juga bingung ingin makan apa.

"Baik, saya permisi terlebih dahulu," pamit maid tersebut.

Harvey melepaskan rasa bosannya dengan memainkan ponsel yang ia bawa tadi. Menggulir browser untuk mencari ada berita apa dan ternyata ia menemukan ada beberapa artikel yang belum terhapus.

"Mati satu numbuh seribu," gumam Harvey terkekeh kecil.

"Widih, baru bangun lo?" seru Kevan terkejut melihat esistensi sang adik yang tengah duduk di kursi ruang makan.

"Menurut lo?" sinis Harvey tanpa melihat Kevan yang berjalan duduk di sampingnya.

"Tuan muda ingin makan juga?" tanya salah satu maid kepada Kevan.

"Samain kayak Harvey," jawab Kevan dan maid tersebut berpamitan untuk menyiapkan makanan.

"Erlang sama tiga temen gue gak percaya video itu," celetuk Kevan saat mengintip Harvey tengah menggulir berita tentang Ayanna.

"Kena pelet, tuh," jawab Harvey asal.

"Hahaha, mulut lo!" tawa Kevan mendengar jawaban dari adiknya itu.

"Lo sendiri, percaya?" tanya balik Harvey sembari meletakkan ponselnya dan menatap Kevan.

"Iya, percaya. Soalnya lo sendiri yang sebarin," balas Kevan tersenyum miring.

Harvey tidak terkejut dan justru dirinya terkekeh sembari meyugar rambutnya ke belakang. "As I expected."

"Gue tau karena POV video itu cewek celakain diri sendiri kayak POV dari Fanya langsung, apalagi itu alat bikinan kita berdua," perjelas Kevan.

"You're smart, aren't you?" goda Harvey dibalas kekehan Kevan.

"Lo juga udah tau 'kan kartu AS gue?" tanya Harvey lagi.

"Gue baru tau dari Raka," jawab Kevan sembari menumpu pipinya yang masih menatap Harvey.

"Good then, tapi lo udah bilang ke temen lo?"

"Udah, sesuai yang lo tau. Mereka gak percaya, tuh cewek juga tiap hari nempel terus."

"Bego semua temen lo, fix kena pelet berarti," desah Harvey tidak percaya.

Kevan terkekeh. "To be honest gue kecewa waktu denger mereka gak percaya gue sama Raka yang notabenenya udah sahabatan dari lama. Bener kata lo, Vey. Mereka kena pelet."

Harvey mendengus geli. "Biarin aja, kalau itu cewek mulai ngelunjak ke kita tinggal sebarin aja. Gue yakin ngurus video yang kesebar gak gampang."

"Btw, lo tau darimana? Lo juga udah kumpulin bukti?"

"Waktu di rooftop mereka berdua kissing, kebetulan gue lagi di sana dan iya gue udah kumpulin. Gue juga suruh orang buat ngawasin itu cewek."

Gue Figuran? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang